PBB Serukan Reformasi Pemerintahan Lebanon Usai Insiden Ledakan di Beirut
AP
Dunia

PBB juga menekankan pentingnya menghindari periode kekosongan pemerintahan yang berkepanjangan, menyusul mundurnya Perdana Menteri Hassan Diab dan sejumlah anggota kabinetnya.

WowKeren - Koordinator khusus PBB untuk Lebanon, Jan Kubis, menyerukan agar negara tersebut segera membentuk pemerintahan baru menyusul insiden ledakan di Beirut yang terjadi pada 4 Agustus lalu.

Dalam sebuah pernyataan, Jan Kubis menyerukan pembentukan pemerintahan baru yang memenuhi aspirasi rakyat Lebanon dan mampu mengatasi krisis yang kini tengah dihadapi oleh negara tersebut. Kubis juga menekankan pentingnya menghindari periode kekosongan pemerintahan yang berkepanjangan, menyusul mundurnya Perdana Menteri Hassan Diab dan sejumlah anggota kabinetnya.

"Ada permasalahan yang harus segera ditangani untuk memulihkan kepercayaan rakyat Lebanon dan komunitas internasional di Lebanon," tutur Jan Kubis.

Dua ledakan besar yang mengguncang Beirut terjadi di tengah krisis ekonomi dan pandemi COVID-19 yang menghimpit Lebanon. Warga Lebanon turun ke jalan-jalan untuk berunjuk rasa memprotes pemerintah, meskipun Perdana Menteri Hassan Diab dan pemerintahannya telah mengundurkan diri.

Diketahui, Perdana Menteri Hassan Diab resmi mengumumkan pengunduran diri di tengah krisis yang terjadi di Lebanon. Hassan Diab menyampaikan secara langsung pengunduran dirinya dan pemerintahannya. Pengunduran diri Diab disampaikan pada Senin (10/8) malam waktu setempat, atau kurang dari seminggu setelah ledakan di Beirut terjadi.


"Hari ini kami mengindahkan orang-orang dan tuntutan mereka untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas bencana," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi. "Inilah mengapa hari ini saya mengumumkan pengunduran diri pemerintahan."

Selain Hassan Diab, sejumlah anggota kabinet, parlemen, dan beberapa Menteri juga turut undur diri dari jabatan masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab mereka karena telah mengecewakan rakyat Lebanon.

Di sisi lain, hingga kini tim penyelamat masih membersihkan puing-puing bekas ledakan untuk menemukan siapa pun yang masih hidup setelah ledakan tersebut. Rumah sakit di ibu kota Lebanon dipenuhi dengan para korban yang terluka. Rumah sakit di sana mulai merawat banyak korban, bahkan sampai harus dirawat di lorong. Beberapa korban juga ada yang dirujuk rumah sakit lain di luar Beirut.

Ledakan tersebut mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan lima ribu orang menderita luka-luka. Gubernur Beirut, Marwan Abboud, menyatakan bahwa jumlah kerugian akibat ledakan dahsyat itu ditaksir mencapai Rp217.5 triliun. Abboud mengatakan sebanyak 300 ribu penduduk Beirut kehilangan tempat tinggal karena rusak terkena dampak ledakan.

Usai ledakan, demonstrasi besar digelar pada Sabtu (8/8) menuntut pertanggungjawaban pemerintah dengan pengunduran diri. Aksi unjuk rasa tersebut kemudian berujung ricuh dengan lemparan batu dan tembakan gas air mata.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait