Epidemiolog Komentari Isu Zona Hitam DKI Jakarta
Reuters/Willy Kurniawan
Nasional

Isu mengenai zona hitam ini muncul usai video berisi peta sebaran virus corona di Jakarta viral di media sosial. Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, lantas turut angkat bicara.

WowKeren - Isu mengenai provinsi DKI Jakarta yang masuk dalam zona hitam COVID-19 baru-baru ini ramai dibahas di media sosial. Isu ini muncul usai video berisi peta sebaran virus corona di Jakarta viral.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono, lantas turut angka bicara mengenai isu ini. Tri menyatakan bahwa tidak zona hitam untuk menggambarkan peta epidemiologi atau penyebaran wabah di Indonesia.

"Zona hitam itu sebenarnya tidak ada," tegas Tri dilansir Tempo pada Kamis (13/8). "Yang ada zona merah, orange, kuning dan hijau untuk menggambarkan penyebaran wabah di suatu wilayah."

Tri pun memaparkan bahwa zona hijau menggambarkan wilayah yang tidak terdampak atau bebas dari penularan wabah, sedangkan zona merah berarti penyebaran wabah sudah sangat tinggi. Menurut Tri, DKI Jakarta kini masih dalam zona merah karena kasus COVID-19 aktifnya masih lebih dari 1.000.

"Jakarta digambarkan zona hitam ini seperti kejadian di Surabaya," terang Tri. "Padahal dalam peta epidemiologi tidak ada istilah zona hitam yang digunakan di Indonesia."


Meski demikian, Tri menuturkan bahwa masyarakat boleh saja menggambarkan Jakarta sebagai zona hitam. Pasalnya, DKI dinilai masih belum bisa keluar dari zona merah penularan COVID-19 hingga hari ini. Penularan COVID-19 bahkan cenderung terus melonjak.

"Orang sudah pesimistis dengan Jakarta. Zona merahnya sudah bertumpuk-tumpuk. Jadi dibuat saja sekalian jadi zona hitam," kata Tri. "Kalau orang mau menggambarkan seperti itu bebas saja."

Lebih lanjut, Tri menilai isu zona hitam Jakarta yang ramai di media sosial ini seharusnya bisa menjadi pengingat bagi pejabat setempat bahwa usaha mereka dalam menekan wabah masih belum berhasil. Yang disesalkan, tutur Tri, adalah DKI telah merasa cukup percaya diri dengan langkah penanganan mereka.

"Selalu dalih banyak pemeriksaan. Jadi temuan kasusnya tinggi," pungkas Tri. "Banyak tes, tapi wabah sampai sekarang belum bisa ditekan malah makin banyak. Buktinya positif rate naik terus."

Sebelumnya, Kota Surabaya, Jawa Timur, juga sudah pernah diisukan menjadi zona hitam COVID-19 pada Juni 2020 lalu. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat itu membantah Surabaya masuk dalam zona hitam dan menjelaskan bahwa warna di peta persebaran tersebut adalah merah tua.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru