Pidato Kenegaraan Jokowi Sentil Kelompok Paham Ekstrem Hingga 'Clickbait' Media
Dokumentasi Istana Kepresidenan
Nasional

Jokowi meminta agar paham terlalu agamis, atau terlalu Pancasilais, disingkirkan sementara demi persatuan kesatuan Indonesia. Simak isi pidato kenegaraan Jokowi selengkapnya berikut.

WowKeren - Sidang tahunan MPR RI kembali digelar pada Jumat (14/8) hari ini. Bertempat di Kompleks Parlemen, sidang itu turut menghadirkan pula Presiden Joko Widodo yang memberikan pidato kenegaraan sebanyak dua kali.

Dalam pidato pertamanya sekitar pukul 10.00 WIB tadi, Jokowi pun menyampaikan sejumlah poin. Mulai dari pembahasan soal rencana besar Indonesia di usia ke-75 tahun, hingga "sentilan-sentilan" Jokowi terhadap keberjalanan negara setidaknya dalam setahun ke belakang.

Salah satu yang disinggung Jokowi adalah perihal persatuan dan kesatuan. Sang kepala negara menyebut kedua elemen itu merupakan kunci utama untuk mengendalikan wabah virus Corona, yang tentu bisa "terancam" apabila ada kelompok yang mendefinisikan demokrasi secara kebablasan sampai tidak menghargai hak orang lain.

"Jangan ada yang merasa paling benar sendiri, dan yang lain dipersalahkan. Jangan ada yang merasa paling agamis sendiri. Jangan ada yang merasa paling Pancasilais sendiri," ujar Jokowi dalam sidang tahunan tersebut. "Semua yang merasa paling benar dan memaksakan kehendak, itu hal yang biasanya tidak benar."


Menurut sang mantan Wali Kota Solo, ideologi dan nilai luhur bangsa tak bisa ditukar oleh apapun, termasuk demi kemajuan ekonomi. Sebab kemajuan ekonomi Indonesia harus bertumpu pada semangat kebangsaan yang kuat.

Namun demikian Jokowi tak menampik bahwa mayoritas rakyat Indonesia, baik dari Sabang sampai Merauke, maupun dari Miangas sampai Pulau Rote, sangat menjunjung tinggi kebersamaan dan rasa persatuan. Rasa toleransi dan sikap saling peduli selalu ditunjukkan oleh masyarakat. "Sehingga masa-masa sulit sekarang ini bisa kita tangani secara baik," ungkap Jokowi.

Tak hanya itu, Jokowi juga menyinggung soal peran media digital yang saat ini begitu luar biasa. Presiden secara spesifik meminta agar media tak lagi hanya memedulikan angka seperti jumlah klik dan like sampai tak memerhatikan konten yang disampaikan.

"Semestinya perilaku media tidak dikendalikan untuk mendulang klik dan menumpuk jumlah like," terang Jokowi, dikutip dari Kompas. "Tapi seharusnya didorong untuk menumpuk kontribusi bagi kemanusiaan dan kepentingan bangsa."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru