Kasus COVID-19 Belum Teratasi, Selandia Baru Perpanjang Lockdown Kota Auckland
Getty Images
Dunia

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memutuskan untuk memperpanjang lockdown di kota terbesar, Auckland, selama 12 hari ke depan untuk mencegah penyebaran virus corona.

WowKeren - Selandia Baru telah menutup kota terbesarnya, Auckland, setelah empat kasus baru ditemukan di kota itu pada Selasa (11/8) waktu setempat. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan Auckland akan beralih ke pembatasan level 3 mulai Rabu (12/8) siang sebagai "upaya pencegahan".

Namun, usai memberlakukan lockdown selama 3 hari, Selandia Baru memutuskan untuk memperpanjang penguncian wilayah di Auckland selama 12 hari ke depan. "Kabinet telah setuju untuk memperpanjang pengaturan kami saat ini (lockdown) untuk tambahan 12 hari, menjadikan total dua minggu penuh," kata Ardern dalam konferensi pers, Jumat (14/8) dilansir AFP. "Itu berarti Auckland akan tetap di level 3 dan seluruh Selandia Baru akan tetap di level 2 hingga pukul 23.59 pada Rabu (26/8)."

Seperti yang diketahui, pada Selasa (11/8) lalu dilaporkan empat kasus baru menimpa satu keluarga di Auckland. Pemerintah dengan cepat meminta seluruh warga untuk tetap tinggal di rumah dan mulai menerapkan lockdown sehari setelahnya.


Selain empat kasus tersebut, pemerintah juga menemukan 13 kasus lain dengan satu diantaranya terkait dengan komunitas. Sekitar dua diantara kasus tersebut berada di kota Tokoroa, selatan Auckland.

Pihak berwenang masih berupaya mencari tahu bagaimana penularan virus bisa kembali di Selandia Baru setelah selama 102 hari menyatakan terbebas dari COVID-19. Ardern mengatakan hasil pengujian genetik menemukan kasus-kasus baru ini tidak ada kaitannya dengan kasus kedatangan warga dari luar negeri yang tengah menjalani karantina, atau dari gelombang pertama.

Tetapi ia mengaku optimis bisa menangani wabah ini dengan cepat mendeteksi. "Ada tanda-tanda kami menemukan wabah ini relatif lebih awal. Pengujian ekstensif dan pelacakan kontak telah menentukan kasus baru muncul sekitar 31 Juli," katanya.

Sementara itu, otoritas setempat menduga kasus baru COVID-19 tersebut berasal dari pengiriman barang impor. Investigasi sementara menduga jika asal muasal virus berasal dari barang impor. "Kami tahu virus dapat bertahan hidup dalam lingkungan berpendingin untuk beberapa waktu," ujar Direktur Jenderal Kesehatan Ashley Bloomfield.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru