FBI Klaim Tak Mau Ungkap Bantuan yang Diberikan untuk Investigasi Penyebab Ledakan Lebanon
Reuters
Dunia

FBI menegaskan bahwa mereka tidak akan memberikan pernyataan lanjutan tentang hasil penyelidikan. FBI juga mengatakan mereka tidak dapat memberi penjelasan secara spesifik tentang bantuan yang ditawarkan.

WowKeren - Biro Investigasi Federal (FBI) secara resmi memastikan mereka akan membantu otoritas di Lebanon untuk menyelidiki penyebab ledakan dahsyat yang terjadi di Pelabuhan Beirut pada 4 Agustus lalu.

"Atas permintaan Pemerintah Lebanon, FBI bersedia memberikan bantuan penyelidikan kepada mitra kami Lebanon dalam penyelidikan mereka terkait ledakan di Pelabuhan Beirut 4 Agustus," kata markas besar FBI melalui pernyataan resmi, dilansir dari Reuters pada Sabtu (15/8).

Kendati demikian, FBI menegaskan bahwa mereka tidak akan memberikan pernyataan lanjutan, termasuk hasil penyelidikan nantinya. FBI juga mengatakan mereka tidak dapat memberi penjelasan secara spesifik tentang bantuan yang mereka tawarkan. Termasuk apakah agen FBI sedang dalam perjalanan menuju Beirut.

"Karena ini bukan penyelidikan FBI, maka FBI tidak akan menambahkan pernyataan untuk saat ini. Pertanyaan lebih lanjut akan diarahkan langsung ke otoritas Lebanon sebagai penyidik utama," tambahnya.


Badan pemerintah AS secara terbuka belum menyampaikan pernyataan atau materi apa pun mengenai pandangan penyelidik maupun badan intelijen AS tentang penyebab ledakan di Beirut. Namun sumber pemerintah AS secara pribadi mengungkapkan, berdasarkan bukti yang ada, badan-badan AS yakin bahwa ledakan di gudang tempat penyimpanan amonium nitrat kemungkinan besar merupakan sebuah kecelakaan. Meski begitu, mereka masih mengumpulkan data dan masih mempertimbangkan kemungkinan bahwa ledakan itu seperti serangan yang sengaja dilakukan.

Di sisi lain, sebelumnya penyelidikan internasional memang diserukan oleh para mantan Perdana Menteri dan warga Lebanon untuk mengetahui penyebab ledakan yang menghancurkan sebagian besar wilayah Beirut tersebut. Meskipun, sebenarnya Presiden Lebanon Michael Aoun menyatakan bahwa insiden ini disebabkan oleh meledaknya 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan di sebuah gudang di dekat pelabuhan selama lebih dari enam tahun.

Bahan tersebut seharusnya dikirim ke Mozambik dari Georgia. Namun kapal tidak diizinkan meninggalkan Beirut karena belum membayar biaya pelabuhan. Kendati demikian, pemerintah Lebanon tak menutup dugaan adanya campur tangan asing dalam insiden tragis ini.

Terlepas dari hal tersebut, Presiden Lebanon Michael Aoun menyebut total nilai kerugian akibat ledakan di Pelabuhan Beirut mencapai USD 15 miliar atau setara dengan Rp221 triliun. Nilai taksiran kerugian tersebut diungkapkan Aoun saat dalam perbincangan via telepon dengan Raja Spanyol Felipe, pada Rabu (12/8) waktu setempat. "Perkiraan awal kerugian setelah ledakan di pelabuhan mencapai USD 15 miliar," kata Presiden Michael Aoun.

Ledakan tersebut menewaskan 200 orang dengan ribuan warga yang terluka, menghancurkan area hingga radius 5 kilometer. Disebutkan pula sebanyak 300 ribu penduduk Libanon kehilangan tempat tinggal layak akibat hancur atau rusak berat terdampak ledakan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru