Sudah Lampaui Target 1.620 Orang, Pendaftaran Relawan Vaksin Corona Sinovac Bakal Ditutup?
Nasional

Unpad mengaku sudah mencatat sampai sekitar 1.800 calon relawan uji klinis vaksin COVID-19 buatan Sinovac, Tiongkok. Padahal targetnya adalah 1.620 orang.

WowKeren - Kabar menggembirakan datang dari uji klinis fase III vaksin COVID-19 buatan Sinovac, Tiongkok. Pasalnya panitia uji klinis yang berlangsung di Kota Bandung, Jawa Barat itu menyatakan jumlah pendaftar relawan sudah melampaui target yang ada.

Sebagai pengingat, Universitas Padjajaran selaku mitra pelaksana uji klinis membutuhkan sampai 1.620 orang sebagai relawan. Namun rupanya sampai Senin (17/8) ini tercatat sudah ada 1.866 warga Kota Bandung yang mendaftarkan diri menjadi relawan.

"Per hari ini 1.866 (relawan)," kata dokter sekaligus Juru Bicara Tim Uji Klinis Vaksin COVID-19 Fakultas Kedokteran Unpad, Rodman Tarigan. Lantas apakah pendaftaran untuk relawan tetap dibuka kendati sudah memenuhi target? Sebab seperti diketahui pendaftaran dibuka sampai Senin (31/8).

Rodman pun menegaskan bahwa pendaftaran akan tetap dibuka sampai batas waktu yang ditentukan. Sebab relawan yang sudah terdaftar pun masih harus menjalani serangkaian tes sebelum mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan itu.


"Yang daftar kan nanti ditentukan saat V0 apakah memenuhi syarat atau tidak," jelas Rodman, dilansir dari Kumparan. Sebagai informasi, V0 yang dimaksud adalah waktu kunjungan calon relawan pertama kali ke lokasi, yakni ketika mendaftar dan saat menjalani tes kesehatan.

Namun nantinya tetap hanya 1.620 orang yang akan mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 ini. Namun beberapa relawan sudah mendapatkan kepastian soal boleh atau tidaknya ia menerima suntikan vaksin percobaan itu, beserta dengan jadwal penyuntikan.

Seperti salah satunya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. "Saya akan disuntikkan vaksin percobaan ini di tanggal 25," ungkap Ridwan dalam bincang virtual, Kamis (13/8).

Uji klinis ini tentu saja berlangsung dengan beberapa poin penting yang harus terus dipantau. Salah satunya soal efek ADE, alias reaksi hipersensitivitas, yang dialami oleh penerima vaksinnya. Apakah efek samping ADE itu?

Menjelaskan dalam bahasa yang mudah dipahami, pada umumnya orang akan sembuh dari infeksi pertama ketika vaksin sudah disuntikkan. Namun, beda cerita ketika infeksi kedua terjadi. Alih-alih sembuh, bisa jadi kondisinya justru kian memburuk.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait