WHO Tegaskan Jangan Ada Negara yang Timbun Vaksin COVID-19
Dunia

Untuk mencegah penimbunan vaksin oleh negara-negara tertentu, WHO mengusulkan COVAX Global Vaccines Facility guna memastikan pembagian vaksin virus corona berlangsung merata

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta agar jangan sampai ada negara yang menimbun vaksin jika sudah ditemukan. Sebab, vaksin menjadi kebutuhan bagi seluruh dunia untuk sembuh dari virus COVID-19.

Jika vaksin ditimbun maka akan membuat upaya penyebaran vaksin tidak bisa dilakukan dengan baik. Alih-alih dunia membaik pandemi justru akan lebih buruk. Hal itu sebagaimana dikemukakan oleh Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. "Negara yang menimbun vaksin virus corona dan mengesampingkan negara-negara lainnya hanya akan memperparah pandemi yang ada," ujar Tedros dilansir Reuters, Rabu (19/8).

Untuk mencegah penimbunan vaksin oleh negara-negara tertentu, WHO mengusulkan COVAX Global Vaccines Facility. Pakta vaksin global ini bertujuan untuk memastikan pembagian vaksin virus corona berlangsung merata. Sebanyak 194 negara yang menjadi anggota WHO telah menerima pemberitahuan soal inisiatif tersebut.

WHO pun memberikan tenggat waktu sampai 31 Agustus pada negara-negara kaya untuk bergabung dalam pakta tersebut. Mereka diminta berbagi kandidat vaksin dengan negara-negara berkembang.


Lebih jauh, WHO juga mengingatkan jika penyebaran pandemi saat ini justru lebih banyak didorong oleh orang-orang yang lebih muda. Tak sedikit dari mereka yang tidak menyadari jika dirinya sudah terinfeksi sehingga membahayakan nyawa orang lain, terutama bagi kelompok yang rentan.

Adapun dorongan WHO agar negara-negara bergabung dalam pakta ini berangkat ketika Uni Eropa, Inggris, Swiss dan Amerika Serikat membuat kesepakatan dengan perusahaan yang menguji vaksin. Begitu pula dengan Tiongkok dan Rusia. WHO khawatir jika kepentingan nasional di masing-masing negara justru akan menghambat upaya membasmi pandemi secara global.

"Kita perlu mencegah nasionalisme vaksin," kata Tedros dalam pengarahan virtual. "Berbagi persediaan terbatas secara strategis dan global sebenarnya merupakan kepentingan nasional masing-masing negara."

Kendati demikian, WHO tidak mendesak negara-negara untuk bergabung dalam pakta ini. "Kebanyakan masih memantau sebelum memutuskan berkomitmen dengan kebijakan ini," kata Kepala ACT Accelarator WHO yang bertugas mempercepat distribusi obat, vaksin, dan diagnostik virus corona.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait