Tuai Kritikan, Epidemiolog Sayangkan Unair Tak Terbuka Kembangkan Obat COVID-19
Nasional

Diketahui, Unair bersama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI AD diklaim telah selesai melewati uji klinis tahap III untuk pengembangan obat COVID-19.

WowKeren - Obat virus corona (COVID-19) yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) rupanya menuai kritik. Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Hermawan Saputra menyayangkan pengembangan itu dilakukan tidak terlalu terbuka untuk publik.

Diketahui, Unair bersama dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan TNI AD diklaim telah selesai melewati uji klinis tahap III untuk obat itu. Karena dianggap kurang transparan dalam pengembangannya, tak ayal jika banyak yang meragukan obat ini.

"Ya wajar di satu sisi (ada perbedaan pandangan)," kata Hermawan dilansir Okezone, Jumat (21/8). "Cuma memang kita menyayangkan ya Unair kurang terbuka dalam proses konsepsi dan juga adanya uji klinis ini."

Seharusnya, dikatakan Hermawan, Unair harus lebih terbuka dalam menjelaskan detailnya ke masyarakat. Terlebih lagi Unair merupakan peneliti utama. Apapun proses kimia yang dilewati, seharusnya diumumkan melalui penerbitan konsepsi terhadap jurnal ilmiah.


"Sehingga apapun namanya proses ilmiah harus ada semacam deklarasi berupa penerbitan konsepsi terhadap jurnal ilmiah," jelas Hermawan. "Nah, ini memang para pakar belum banyak mendapat perhatian khusus terkait apa yang sudah dilakukan Unair."

Obat COVID-19 Unair dikembangkan dengan menggunakan tiga kombinasi. Obat ini diklaim memiliki efektivitas lebih dari 90 persen. Obat ini sudah dikembangkan sejak Maret 2020 dan telah mengikuti prosedur yang disyaratkan BPOM.

Namun sayangnya, BPOM mengaku menemukan sejumlah masalah dalam uji klinis obat tersebut. Obat yang dikembangkan atas kerjasama Unair dengan BIN dan TNI ini disebut-sebut tak dikembangkan dengan prosedur uji klinis seperti pada umumnya. Unair pun buka suara mengenai hal ini. Mereka mengatakan siap mengevaluasi lagi obat buatannya. Bahkan Unair mengaku siap melakukan uji klinis lanjutan.

"Kami saat ini dalam posisi menunggu evaluasi dan usulan perbaikan secara resmi dari BPOM," ujar Rektor Unair, Prof Dr Mohammad Nasih, Rabu (19/8). "Apa-apa yang dipandang kurang oleh BPOM akan kami sempurnakan termasuk kalau harus uji klinis lanjutan."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait