Kasus Pasien yang Terinfeksi COVID-19 Dua Kali Ditemukan di Hong Kong
Reuters
Dunia

Seorang pria di Hong Kong awalnya terjangkit COVID-19 pada Maret 2020 lalu dan telah dinyatakan sembuh. Empat bulan setelah pertama kali terjangkit, pria tersebut kembali tertular virus corona.

WowKeren - Peneliti menemukan pasien pertama yang terjangkit COVID-19 dua kali di Hong Kong. Pria berusia 33 tahun tersebut awalnya terjangkit COVID-19 pada Maret 2020 lalu dan telah dinyatakan sembuh.

Empat bulan setelah pertama kali terjangkit, pria tersebut kembali tertular virus corona. Pria tersebut dilaporkan sempat melakukan perjalanan ke luar negeri sebelum terinfeksi kembali dengan virus corona.

Studi pra-cetak yang dilakukan oleh tim di University of Hong Kong ini dimaksudkan sebagai "dokumentasi pertama di dunia" tentang pasien yang sembuh dari COVID-19 dan terinfeksi kembali. Pengurutan genom dari infeksi pertama dan kedua ini menunjukkan jenis virus yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut telah terinfeksi kembali.

Meski demikian, temuan ini masih belum melalui tinjauan sejawat (peer review). Namun, temuan ini berpotensi mempengaruhi penggunaan vaksin, serta kebijakan yang didasarkan pada konsep herd immunity yang menganggap pasien yang sembuh dari virus tidak mungkin terinfeksi lagi.


"Ini adalah contoh infeksi ulang yang sangat langka," terang profesor patogenesis mikroba di London School of Hygiene and Tropical Medicine, Brendan Wren. "Dan temuan ini seharusnya tidak mengalihkan dorongan global untuk mengembangkan vaksin COVID-19. Memang sudah dapat diperhitungkan bahwa virus akan bermutasi secara alami dari waktu ke waktu."

Melansir The Washington Post, pasien di Hong Kong ini tidak menunjukkan gejala saat terinfekis COVID-19 untuk kedua kalinya. Hal ini menunjukkan bahwa sistem imun pasien tersebut telah berhasil melindunginya dari penyakit, meski tidak dapat mencegah infeksi ulang itu.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan untuk tidak langsung mengambil kesimpulan berdasarkan kasus satu pasien saja. Para ahli juga mengatakan bahwa infeksi ulang mungkin jarang terjadi, namun belum tentu serius.

Orang-orang yang terinfeksi COVID-19 akan membangun respons kekebalan selagi tubuh mereka melawan virus. Hal ini membantu melindungi mereka agar tidak terjangkit lagi.

Respons imun terkuat ditemukan pada pasien yang sakit paling parah. Tetapi masih belum jelas seberapa kuat perlindungan atau kekebalan ini - atau berapa lama kekebalan itu bertahan. WHO pun menyatakan bahwa penelitian lebih besar terhadap orang-orang yang pernah terjangkit COVID-19 dibutuhkan untuk mencari tahu lebih banyak tentang hal ini.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru