Viral Isu Vaksin Corona Bisa Bikin Mandul, Begini Fakta Sebenarnya
Health

Beredar isu vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan saat ini mengandung senyawa penyebab infertilitas atau mandul pada pasiennya. Benarkah klaim tersebut?

WowKeren - Instansi dari berbagai negara saat ini sedang berlomba-lomba untuk mengembangkan vaksin COVID-19. Sebab dunia meyakini vaksin merupakan solusi terbaik untuk menyelesaikan pandemi COVID-19.

Namun di tengah upaya tersebut, muncul berbagai isu soal pengembangan vaksin. Termasuk di antaranya vaksin virus Corona yang diyakini bisa menyebabkan penggunanya maupun infertil atau mandul alias tidak lagi bisa memiliki anak.

Melansir Reuters, isu ini pertama kali muncul dari unggahan pengguna YouTube dengan akun Zed Phoenix. Dalam videonya, Phoenix mengaku mendapatkan informasi dari "orang dalam" GlaxoSmithKline (GSK) yang menyebut vaksin COVID-19 dengan kandungan senyawa kimia penyebab infertilitas tengah dikembangkan.

"Kita sama-sama tidak tahu kebenaran soal ini. Tapi saya akan mengatakan semuanya, dan saya menganggapnya kebenaran karena saya percaya," kata Phoenix dalam video yang bisa disaksikan di sini.

Phoenix mengklaim GSK mengembangkan vaksin sesuai jenis kelamin pasiennya. Untuk vaksin yang ditujukan untuk pasien wanita mengandung antigen anti-hCG dan 37 peptida protein yang menyebabkan 61 dari 63 subjek uji klinisnya mandul.


Sedangkan vaksin yang khusus untuk pasien laki-laki juga dikembangkan yang mengandung GnRH. Baik hCG maupun GnRH merupakan hormon alami di dalam tubuh yang berkaitan dengan sistem reproduksi manusia.

"Kandungan GnRH ini menyebabkan penurunan ukuran testis, sehingga jumlah hormon testosteron turun drastis dan timbul atrofi pada prostat," ungkap Phoenix. Hal ini kemudian berujung pada kematian DNA di dalam sperma, yang berlanjut pada masalah kesuburan pria.

Belakangan klaim ini pun dibantah. Reuters menyebut belum ada vaksin yang dibuat berdasarkan jenis kelamin pasiennya, terbukti dari uji klinis fase III yang dilakukan secara acak kepada para relawan.

Asisten Profesor sekaligus Ketua Tim Pakar Departemen Mikrobiologi Medis dan Penyakit Menular dari Kanada, Dr Jason Kindrachuk, juga memastikan tak ada vaksin COVID-19 yang dikembangkan dengan senyawa-senyawa hormonal seperti disebutkan Phoenix. Kalaupun ada, obat atau vaksin semacam itu lebih dikembangkan untuk pengobatan kanker.

"Tak masuk akal penggunaan anti-hCG dan anti-GnRH bisa menurunkan penularan COVID-19," terang Kindrachuk, dilansir pada Senin (31/8). "Dan tak ada laporan soal gangguan hormon dari para relawan uji klinis fase III vaksin."

Malah sebenarnya ke-61 pasien wanita yang disebutkan Phoenix mengembangkan antibodi yang bersifat anti-hCG juga alih-alih disuntikkan senyawa itu hingga menyebabkan infertilitas. Dan sanggahan terakhir, GSK mengklaim belum mengembangkan vaksin apapun dan lebih fokus "meminjamkan" teknologinya untuk pengembangan metode penyembuhan COVID-19.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait