AS Jatuhkan Sanksi pada Ilmuwan Pengembang Vaksin COVID-19 Rusia
AFP
Dunia

Biro Industri dan Keamanan Departemen Perdagangan AS telah memasukkan dua pusat riset Kementerian Pertahanan dan Institut Penelitian Ilmiah Kimia Organik dan Teknologi Rusia ke dalam daftar hitam.

WowKeren - Rusia mengatakan bahwa vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh negara tersebut telah didaftarkan dan siap digunakan. Vaksin hasil pengembangan Rusia ini diklaim cukup efektif dan membentuk kekebalan. Namun kini, Amerika Serikat dilaporkan menjatuhkan sanksi terhadap peneliti dan spesialis Rusia yang mengembangkan vaksin bernama Sputnik V tersebut.

Hal itu dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, pada Jumat (28/8) waktu setempat. Biro Industri dan Keamanan Departemen Perdagangan AS telah memasukkan dua pusat riset Kementerian Pertahanan Rusia, serta Institut Penelitian Ilmiah Kimia Organik dan Teknologi Negara di Moskow ke dalam daftar hitam.

Pihak berwenang Amerika mengklaim bahwa mereka memberi sanksi atas dugaan terlibat dalam program kimia Rusia dan fasilitas pengujian senjata biologis. Zakharova menganggap tindakan AS memasukkan tiga lembaga penelitian ilmiah Rusia ke dalam daftar hitam sudah keterlaluan.

"Sanksi ini mengganggu para ilmuwan dan spesialis yang selama beberapa bulan terakhir ini bekerja keras tanpa kenal lelah mengembangkan vaksin melawan COVID-19. Tidak jelas bagaimana pemerintah Amerika menjelaskan ke warganya upaya menghukum orang-orang yang berhasil menyembuhkan penyakit, yang telah merenggut nyawa lebih dari 180 ribu warga AS," kata Zakharova, sebagaimana dilansir dari CNN.

Menurutnya, sanksi AS tersebut dapat menjadi instrumen persaingan tidak sehat, dan langkah keliru dalam bekerja sama untuk memerangi pandemi. Ia menilai sanksi ini akan mengesankan bahwa itu menjadi alat tekanan demi kepentingan perusahaan AS sendiri. Juru bicara itu mengungkapkan AS mengaitkan tindakannya bahwa lembaga penelitian ilmiah itu diduga terlibat program senjata kimia dan biologi. Kata dia tuduhan ini tidak didukung oleh bukti apa pun.

"Ini dikonfirmasi oleh struktur internasional resmi, Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW), yang mencakup 193 negara, di antaranya adalah AS. Rusia melanjutkan untuk secara cermat menjalankan semua tanggung jawabnya di bawah Konvensi Senjata Kimia (CWC)," ucapnya.


Sputnik V sendiri akan diluncurkan pada akhir bulan ini. Presiden Rusia Vladimir Putin telah meyakinkan publik bahwa vaksin tersebut aman dan efektif.

Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan vaksin Sputnik V telah menjalani serangkaian pengujian yang tepat dan aman. Putin menyatakan penggunaan vaksin Sputnik V sudah mendapat persetujuan dari Kementerian Kesehatan Rusia. Bahkan Putin mengklaim putrinya menjadi relawan dalam uji klinis vaksin.

"Dalam hal ini, dia ikut dalam percobaan. Setelah vaksinasi pertama, dia memiliki suhu tubuh 38 derajat celcius, sedangkan hari berikutnya sedikit di atas 37 derajat celcius. Setelah suntikan kedua, vaksinasi kedua, suhunya juga naik sedikit, lalu semuanya beres, dia merasa baik dan titer (antibodi) tinggi," ucapnya.

"Saya ingin menegaskan bahwa ini telah lulus semua tes yang diperlukan. Yang paling penting adalah memastikan keamanan penuh penggunaan vaksin dan efektivitasnya," tegasnya.

Pemerintah Rusia sendiri belum melakukan imunisasi COVID-19 bagi masyarakat umum. Mereka yang akan mendapatkan suntikan vaksin baru mencakup para tenaga kesehatan, aparat keamanan hingga guru. Sedangkan imunisasi bagi warga umum di Rusia akan dilakukan pada Januari 2021 mendatang.

Namun vaksin Sputnik V tersebut menuai kontroversi, sejumlah negara meragukan. WHO belum bisa memberi jaminan bagi Sputnik V karena menurut mereka masih harus melewati tahap prakualifikasi.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait