Pemprov DKI Kekeh Lanjutkan Ganjil Genap Saat PSBB Transisi, Ini Kata Satgas COVID-19
Instagram/wikuadisasmito
Nasional

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk tetap melanjutkan kebijakan ganjil genap di tengah PSBB transisi setelah melakukan evaluasi. Keputusan ini rupanya mendapat sorotan dari Satgas COVID-19 Nasional.

WowKeren - Penerapan ganjil genap di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi DKI Jakarta kerap menjadi sorotan. Pasalnya, banyak kritikan yang dilontarkan sejumlah pihak yang menyebutkan jika aturan tersebut dapat menyebabkan klaster baru dari kalangan penumpang moda transportasi umum.

Baru-baru ini, Pemprov DKI memutuskan untuk tetap melanjutkan kebijakan ganjil genap di tengah PSBB transisi. Keputusan ini diambil dari hasil evaluasi Pemprov DKI yang dilakukan setiap hari.

"Evaluasi ganjil genap terus kami lakukan, tapi saya sudah sebutkan setiap hari kami evaluasi yang dilaporkan secara mingguan kepada Pak Gubernur selaku Ketua Gugus Tugas Provinsi, yang kemudian dari hasil evaluasi ini ganjil genap terus dilanjutkan," kata Kadishub DKI Jakarta Syafrin Liputo kepada wartawan di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Minggu (6/9).


Menanggapi hal ini, Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menilai pada kenyataannya kebijakan ganjil genap ini menambah kepadatan transportasi umum. "Ya memang kan, ganjil genap menimbulkan kepadatan di angkutan umum," katanya.

Wiku menegaskan angka kasus yang meningkat sama dengan penularan yang juga meninggi. Wiku menjelaskan faktor penularan tinggi ini.

"Nah penularan lebih tinggi karena masyarakatnya yang beraktivitas makin banyak itu tidak menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin, itu kuncinya. Kalau aktivitasnya lebih tinggi dia menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin, harusnya tidak terjadi peningkatan kasus," jelasnya. "Jadi kalau mau beraktivitas sosial ekonomi, harus disiplin, gitu, karena kalau tidak disiplin ini contohnya."

Sebelumnya, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, sejak pemberlakuan ganjil genap di Jakarta, volume penumpang KRL dan TransJakarta naik setiap harinya. Melonjaknya jumlah penumpang ini membuat gerbong menjadi padat sehingga penerapan protokol kesehatan jadi susah diterapkan.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru