WHO Ingatkan COVID-19 Bukan Pandemi Terakhir: Kita Harus Siap Hadapi Wabah Selanjutnya
Getty Images
Health

Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengingatkan bahwa virus corona (COVID-19) bukanlah pandemi terakhir dan meminta negara-negara untuk berinvestasi dalam kesehatan masyarakat.

WowKeren - Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan dunia harus lebih siap untuk pandemi berikutnya. Tedros mengingatkan bahwa virus corona (COVID-19) bukanlah pandemi terakhir dan meminta negara-negara untuk berinvestasi dalam kesehatan masyarakat.

"Ini bukan pandemi terakhir," kata Tedros dalam jumpa pers di Jenewa, pada Senin (7/9) waktu setempat. "Sejarah mengajarkan kita bahwa wabah dan pandemi adalah fakta kehidupan. Tetapi ketika pandemi berikutnya datang, dunia harus siap, lebih siap daripada saat ini," imbuhnya.

Saat ini, dunia memang tengah menghadapi pandemi COVID-19 yang menginfeksi lebih dari 27 juta orang secara global. Dari jumlah tersebut, lebih dari 896 ribu pasien dinyatakan meninggal dunia, dengan 19,567,434 dikonfirmasi sembuh. Saat ini, masih ada lebih dari 7 juta kasus aktif COVID-19 yang tersebar di seluruh dunia.

Untuk menangani pandemi ini, WHO telah menginisasi program bernama COVID-19 Vaccine Global Access Facility (COVAX Facility). Program ini menyediakan vaksin yang akan disalurkan kepada 92 negara berpendapatan rendah dan rendah-menengah.


Program tersebut rencananya akan mendistribusikan vaksin sebesar 2 miliar dosis hingga akhir 2021 ke seluruh dunia. Upaya ini akan menjadi penyaluran vaksin terbesar yang pernah ada.

Nantinya, Organisasi PBB untuk Dana Kesejahteraan Anak-anak, UNICEF, akan membantu memimpin upaya pengadaan dan pendistribusian vaksin virus corona. UNICEF mengatakan bahwa vaksin dapat diproduksi oleh 28 produsen di 10 negara selama dua tahun ke depan untuk mengatasi pandemi COVID-19.

Peran UNICEF adalah bagian dari rencana alokasi vaksin COVID-19 untuk membeli dan memberikan akses yang adil bagi orang-orang dalam mendapatkan suntikan vaksin. Sejauh ini, 76 negara kaya berkomitmen untuk bergabung dalam upaya COVAX Facility.

UNICEF mengatakan 28 produsen vaksin telah membagikan rencana produksi tahunan mereka untuk vaksin COVID-19 hingga 2023. Penilaian pasar yang dilakukan UNICEF mengungkapkan bahwa produsen bersedia secara kolektif memproduksi vaksin dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya selama satu hingga dua tahun mendatang.

Akan tetapi, para perusahaan pembuat obat telah mengisyaratkan bahwa proyeksi tersebut sangat bergantung pada, antara lain, apakah uji klinis berhasil, perjanjian pembelian dilakukan lebih dini, pendanaan dikonfirmasi, dan jalur regulasi dan pendaftaran disederhanakan.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru