Murid Keluhkan Sekolah Online 'Tak Berguna' Karena Sulit Paham, Psikolog Beri Saran Begini
Getty Images/Barcroft Media
Nasional

Banyak siswa yang menyuarakan rasa frustrasi karena sulit memahami materi pelajaran selama sekolah online mereka di media sosial. Psikolog pun memberikan saran untuk masalah ini.

WowKeren - Pandemi COVID-19 memaksa siswa dan para pengajar untuk beradaptasi dengan sistem belajar mengajar daring. Dan dibandingkan dengan sektor-sektor lain seperti ekonomi lewat pusat perbelanjaan, sekolah online merupakan kegiatan yang berjalan paling lama.

Sudah berjalan berbulan-bulan, mulai banyak keluhan disampaikan oleh para siswa. Termasuk di antaranya keluhan lantaran mereka jadi tak bisa memahami materi pelajaran dengan baik, yang terang-terangan disampaikan lewat media sosial.

"Sekolah online otak offline," keluh @ne***ng. "Sumpah gais kalian selama sekolah online bener bener ngerti sm pelajaran nya? Aku sih ga. dan bntr lg mau pts, oke," imbuh @hy***ed. "Semenjak sekolah online aku jadi bodo. materi gak dijelasin tapi tugas dikasih terus-terusan. Gimana mau ngerjainnya kalau gitu caranya," tulis @te***on. "Sekolah online nyerep plajaran engga,, nyerep ayam bakar iyaa," sambung @ku***ee.

Keluhan ini pun sejalan dengan hasil jajak pendapat oleh UNICEF, yakni 66 persen dari 60 juta pelajar Indonesia mengaku tak nyaman dengan sistem belajar daring. Sebanyak 38 persen di antara yang tak nyaman itu mengaku mengalami kekurangan bimbingan dari guru.


Keluhan itu pun tak diabaikan oleh Psikolog Jovita Maria Ferliana, M.Psi. Ia membenarkan bahwa sekolah daring memang menjadi tantangan karena selama ini sistem yang berlaku tidak seperti itu, dan saat inilah peran sekolah semakin penting.

"Sekolah penting dalam membuat kegiatan belajar dan mengajar lebih menyenangkan," tegas sang psikolog dalam konferensi pers virtual bersama Sampoerna Academy. Secara singkat, Jovita membeberkan ada langkah mudah untuk menghadirkan sekolah daring yang efisien, yakni dengan menerapkan 5C. Apa itu?

Dilansir dari Kumparan, 5C yang dimaksud adalah communication, collaboration, critical thinking, creativity, dan character. Sehingga output-nya nanti pelajar bisa lebih peka terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan.

Sampoerna Academy yang mengadakan webinar pun sempat "memamerkan" sistem pembelajaran daring yang sekiranya bisa menjadi contoh. Kepala Sekolah Sampoerna Academy, Frida Dwiyanti, virtual schooling di tempatnya mengusung metode pembelajaran STEAM, yakni Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika. STEAM ini kemudian dikolaborasikan dengan 5C.

"Dengan metode pembelajaran STEAM, guru mampu mengasah keterampilan 5C pada pelajar," kata Frida. "Sampoerna Academy percaya bahwa peran guru, pelajar, dan orang tua penting untuk mendukung pembelajaran yang berkualitas, dan menciptakan komunikasi serta kolaborasi yang efektif."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru