Stop Nyanyikan 'Happy Birthday'! Peneliti Sebut Bisa Tingkatkan Risiko Penularan Corona
Health

Peneliti Swedia mengungkap aktivitas menyanyikan lagu dengan banyak konsonan, terutama 'b' dan 'p' seperti 'Happy Birthday' meningkatkan risiko penularan COVID-19.

WowKeren - Banyak kegiatan yang tak boleh dilakukan di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini, seperti berkumpul dengan teman dan sanak saudara. Namun belum lama ini peneliti Swedia mengungkapkan sebuah kegiatan yang terasa "sepele" tetapi ternyata bisa meningkatkan risiko penularan COVID-19.

Kegiatan itu adalah menyanyikan lagu "Happy Birthday" alias "Selamat Ulang Tahun". Diusut lebih jauh, rupanya hal ini dikarenakan banyaknya penggunaan huruf "b" dan "p" di lagu tersebut berpotensi menyebarkan droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2.

Hasil studi oleh para peneliti Swedia ini tercantum di Jurnal Aerosol Science and Technology. Mereka sendiri telah menghitung banyak partikel virus yang dikeluarkan saat bernyanyi "Happy Birthday" dari 12 orang sehat dan 2 pasien positif COVID-19. Ke-14 subjek percobaan itu diminta menyanyi dengan posisi mulut menghadap sebuah corong.

Setelahnya, ke-14 orang ini diminta untuk menyanyikan lagu selain "Happy Birthday" yakni "Bibbis Pippi Petter", sebuah lagu klasik Swedia yang memuat banyak huruf "b" dan "p". Percobaan ini pun dilakukan secara berulang-ulang sebanyak dua kali dalam 12 menit dan dilakukan dengan nada konstan.

Selama menyanyikan lagi, aerosol dan tetesan yang lebih besar diukur menggunakan lampu, kamera kecepatan tinggi, dan instrumen yang dapat mengukur partikel yang sangat kecil. Semakin keras dan kuat lagu tersebut, semakin besar juga konsentrasi aerosol dan tetesan.


Lantas bagaimana hasilnya? Rupanya banyak tetesan air liur alias droplet yang keluar dari mulut ketika menyebutkan huruf konsonan (huruf mati) dalam lagu "Happy Birthday". Sebagian droplet ini terpantau menempel di corong, sedangkan sebagian lainnya mengendap dan menjadi aerosol di udara.

"Sejauh ini, belum ada penyelidikan ilmiah tentang jumlah partikel aerosol dan tetesan lebih besar yang benar-benar kita hembuskan saat bernyanyi," beber Profesor Jakob Löndahl, pakar aerosol yang juga merupakan penulis penelitian tersebut. Hal itulah yang melatarbelakangi dirinya dan sejumlah ilmuwan lain meneliti lebih jauh soal partikel aerosol dan droplet.

Dan tak hanya bisa menghasilkan lebih banyak droplet, aerosol yang kemudian keluar dari mulut selama bernyanyi ini pun ditemukan bisa bertahan di udara selama beberapa menit. Tentu hal ini menunjukkan seberapa berbahayanya dampak dari menyanyi, terutama lagu yang memiliki banyak huruf konsonan.

"Beberapa tetesan sangat besar sehingga hanya bergerak beberapa desimeter dari mulut sebelum jatuh," ujar Malin Alsved, salah satu peneliti riset tersebut, dikutip dari Mirror pada Rabu (9/9). "Sedangkan yang lain dengan ukuran lebih kecil mungkin terus melayang selama beberapa menit."

Penelitian ini pun menunjukkan seberapa pentingnya pemakaian masker untuk mencegah penularan COVID-19. Setidaknya jika ada aerosol yang mengandung virus Corona, maka akan seminimal mungkin terhirup masuk ke dalam sistem pernapasan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru