Waspada! Tingkat Kematian Corona di Kota Malang Hampir 2 Kali Lipat Nasional
Getty Images/Angela Weiss
Nasional

Jubir Satgas COVID-19 Kota Malang membenarkan bahwa tingkat kematian akibat infeksi virus Corona di wilayahnya begitu tinggi, bahkan jauh di atas nasional dan Jawa Timur.

WowKeren - Bukan cuma penambahan jumlah kasus setiap harinya, tingkat kematian pasien COVID-19 di Indonesia memang patut diperhatikan. Sampai saat ini tingkat kematian pasien COVID-19 di Indonesia menembus 4,1 persen dan masih melampaui rerata global.

Mengerikannya, situasi di beberapa daerah ternyata jauh lebih parah. Seperti di Kota Malang, Jawa Timur yang mencatatkan tingkat kematian sampai sekitar 8 persen, atau hampir 2 kali lipat angka nasional.

"Angka kematian 8 persen. Jadi kan mengukur tingkat kematian itu adalah berapa jumlah positif, rumusnya adalah jumlah COVID-19 positif meninggal dibagi dengan positif COVID-19, hasilnya sekitar 8 persen," jelas Juru Bicara Satuan Tugas COVID-19 Kota Malang, Husnul Muarif, Jumat (11/9).

Dilaporkan sampai Jumat malam, ada sebanyak 1.568 orang di Malang yang dinyatakan positif COVID-19. Kemudian sebanyak 1.032 orang dikonfirmasi sembuh, sedangkan 140 lainnya meninggal dunia. Selain itu ada 396 pasien yang sampai saat ini masih dalam perawatan.


Lantas apa yang menyebabkan tingkat kematian akibat Corona di Malang begitu tinggi? Masih dilansir dari penjelasan Husnul selaku Jubir, tingginya tingkat kematian ini tak lepas dari banyaknya pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

"Memang masih lebih tinggi dibandingkan dengan Jawa Timur," ujar Husnul, dilansir dari Viva, Sabtu (12/9). "Karena beberapa hal, sebagian besar penyebab kematian di Kota Malang terkonfirmasi itu adalah yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid. Seperti hipertensi, kemudian kencing manis, gangguan pada jantung, ginjal, dan stroke."

Selain itu, diakui Husnul, masih banyak pasien COVID-19 yang dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi berat atau terlambat. Sehingga upaya penyelamatan yang diberikan harus ekstra keras, yang mirisnya acap kali tak dapat tertolong.

"Datang ke layanan sudah dalam taraf berat atau boleh dikatakan terlambat. Masyarakat yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan berat," pungkas Husnul. "Sehingga ini yang menjadi faktor banyak meninggal di UGD saat stabilisasi maupun pada saat sudah masuk di ruangan."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait