Begini Pengakuan Paguyuban Garut Soal Ubah Arah Kepala Garuda Pancasila Jadi Hadap Depan
Nasional

Petinggi paguyuban itu menjelaskan makna di balik perubahan arah kepala Garuda Pancasila serta komponen badannya. Selain itu, terungkap pula persebaran anggota paguyuban ini.

WowKeren - Beberapa waktu lalu sebuah paguyuban masyarakat di Garut, Jawa Barat menyita perhatian karena memiliki atribut tersendiri hasil modifikasi beberapa komponen Indonesia. Salah satunya mengubah arah kepala Garuda Pancasila menjadi menghadap ke depan.

Kekinian Sekretaris II Paguyuban Kandang Wesi Tunggal Rahayu, Endin Saepudin (50) menyebut perubahan posisi dan komposisi simbol tersebut disesuaikan dengan dokumen awal pendirian negara. Kepala Garuda yang menghadap lurus ke depan menunjukkan niat awal para tokoh pendiri bangsa.

"Kenapa harus lurus ke depan, menunjukkan sikap istiqomah dalam beribadah termasuk dalam berbangsa dan bernegara, kami cinta NKRI," ujar Endin, Rabu (9/9). "Saya pernah melihat dokumennya dalam sebuah buku sejarah."

Menurut dokumen yang disebut-sebut oleh Endin itu, memang awalnya posisi kepala Garuda menghadap ke depan. Hal ini menggambarkan sikap istiqamah warga dalam bernegara, termasuk ketika beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.


"Gambar ke depan itu sesuai dengan arahan Bapak Presiden Soekarno dan para ulama yang merumuskan lambang negara saat itu," jelasnya, dikutip dari Merdeka, Sabtu (12/9). "Masa melaksanakan salat menghadap kanan atau ke kiri, ya harus lurus ke arah kiblat."

Tambahan komponen "bola dunia" pun disebutnya tak menghapuskan komponen seperti padi-kapas, kepala banteng, pohon beringin, rantai, dan bintang. Kendati demikian, ia membenarkan bahwa paguyuban menambahkan kata "Soenata Logawa" di pita bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika" dengan makna seperti berikut.

"Soenata Logawa itu menggambarkan keinginan paguyuban untuk membantu masyarakat secara suka rela alias legawa," terang Endin. Perubahan-perubahan ini memang membuat paguyuban yang juga memiliki mata uang tersendiri itu menjadi sorotan masyarakat luas.

Paguyuban ini sendiri rupanya sudah memiliki belasan ribu anggota, sebagaimana diklaim oleh sang ketua, Mr Prof Ir Cakraningrat alias Sutarman. Dalam kesaksiannya di Mapolres Garut Kamis (10/9) kemarin, Sutarman menyebut ada 13 ribu anggota paguyubannya yang tersebar di 34 provinsi.

"Ada 13 ribu anggota di 34 provinsi. Saya pokok utama sebagai pimpinan pusat ampera," tegasnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait