Hamas Sebut Israel Jadikan Normalisasi sebagai Alasan untuk Dominasi Masjid Al-Aqsa
Pixabay
Dunia

Juru bicara Hamas, Abdul Latif Al-Qanoa, mengatakan bahwa normalisasi ini termasuk rencana Israel untuk menghancurkan lebih banyak rumah warga Palestina di Yerusalem.

WowKeren - Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, mengatakan bahwa Israel sengaja mengeksploitasi kesepakatan Abraham Accords yang baru ditandatangani dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain demi meningkatkan dominasi terhadap Masjid Al-Aqsa.

Hamas juga menyebut jika pelanggaran yang dilakukan Israel termasuk rencana untuk menghancurkan lebih banyak rumah warga Palestina di Yerusalem. "Penyerbuan Masjid Al-Aqsa oleh puluhan pemukim Israel pada pagi ini, Selasa (15/9) dan rencana beberapa kelompok ekstremis Yahudi untuk melakukan penggerebekan massal di kompleks Muslim pada Kamis (17/9) adalah hasil dari kesepakatan normalisasi dengan pendudukan Israel," ungkap Hamas.

Dilansir dari CNN pada Kamis (17/9), juru bicara Hamas, Abdul Latif Al-Qanoa, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa otoritas pendudukan Israel tidak menghormati perdamaian atau proses diplomasi. Ia meminta warga Palestina di Yerusalem untuk membela Masjid Al-Aqsa dari tindakan dan kebijakan sewenang-wenang Israel.

Sejumlah pemukim Yahudi Israel kemarin dilaporkan menyerbu Masjid Al-Aqsa. Pemukim yang menamakan diri mereka sebagai kelompok Temple Mount mengancam untuk kembali melanjutkan aksi penggerebekan keesokan harinya.


Pernyataan Hamas kali ini sejalan dengan pernyataan pemerintah Palestina yang mengecam upaya dominasi terhadap Masjid Al-Aqsa. Kecaman tersebut muncul setelah UEA dikabarkan berupaya ikut campur urusan Al-Aqsa. Beredar bocoran yang menyebutkan jika UEA memberikan izin kepada kaum Yahudi untuk melakukan ritual dan berbagi ruang di dalam Masjid Al-Aqsa.

"Bukan hak UEA untuk berbicara tentang urusan Masjid Al-aqsa yang diberkati," kata Ajudan Presiden Palestina, Nabeel Shaath. Ia juga menekankan bahwa UEA tidak berhak menafsirkan hukum internasional sesuai dengan keinginannya atau mendekati hak-hak rakyat Palestina dan tanah suci mereka.

Sementara itu, pernyataan Hamas maupun kecaman otoritas Palestina ini muncul setelah upacara penandatanganan Abraham Accords antara Bahrain, UEA dan Israel di Gedung Putih, Amerika Serikat, pada Selasa (15/9) waktu setempat.

Perjanjian itu ditandatangani oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri Bahrain serta Menteri Luar Negeri UEA. Seremoni di halaman Gedung Putih dihadiri ratusan orang, namun tidak ada jabat tangan karena kekhawatiran penularan COVID-19.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait