Fadli Zon Soal Isu Penghapusan Pelajaran Sejarah: Historia Magistra Vitae
Nasional

Heboh isu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menghapus mata pelajaran sejarah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon langsung ikut memberikan tanggapannya.

WowKeren - Baru-baru ini, muncul isu jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menghapus mata pelajaran sejarah. Namun, isu tersebut langsung diklarifikasi oleh Mendikbud Nadiem Makarim.

Nadiem menegaskan mata pelajaran sejarah tidak akan dihapus. Sebagai gantinya, sejarah akan menjadi mata pelajaran pilihan siswa yang bebas untuk diambil atau tidak. Rancangan kurikulum Kemendikbud ini lantas mendapatkan tanggapan dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon.

Fadli yang juga merupakan doktor sejarah dari Universitas Indonesia (UI) menilai keputusan Nadiem sangatlah tidak tepat. Menurutnya, pendidikan sejarah sangat penting karena menjadi instrumen pembentukan jati diri, identitas, serta memori kolektif Indonesia sebagai bangsa.

"Saya senang Kemendikbud sudah mengklarifikasi rencana penghapusan pelajaran sejarah tidaklah benar," ungkap Fadli dalam keterangannya seperti dilansir dari Kumparan, Selasa (22/9). "Secara normatif, kebijakan ini sangat bertentangan dengan semangat dan tujuan pendidikan nasional."


Politikus Gerindra ini menegaskan jika sejarah merupakan sebuah guru kehidupan. Sejarah dapat digunakan sebagai instrumen transmission of culture dan membentuk siswa untuk memiliki penghargaan yang tinggi terhadap the glorious past atau karya bangsa Indonesia di masa lampau. Hal ini dinilai bisa memupuk rasa bangga masyarakat sebagai bangsa Indonesia.

Selain itu, Fadli menilai jika pelajaran sejarah dapat mengajarkan siswa tentang esensialisme, yakni sebuah disiplin ilmu yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kronologis, analitis, dan kritis. Dengan kata lain, pengetahuan sejarah akan membantu siswa memecahkan permasalahan kekinian.

"Historia magistra vitae, sejarah adalah guru kehidupan. Selain itu, saya mau mengingatkan Mendikbud, sejarah bukan sekadar nama, tahun dan peristiwa masa lalu," tegas. "Tapi sebuah journey atau perjalanan sebuah bangsa. Mereka yang tak memahami masa lalu, tak kan pernah mengerti masa kini. Mereka yang tak paham masa kini, tak kan bisa merancang masa depan."

Oleh sebab itu, Mantan Wakil Ketua DPR ini meminta Menteri Nadiem untuk tidak gegabah dalam menerapkan kebijakan baru terkait kurikulum mata pelajaran. Pasalnya, perancangan kurikulum baru harus mempertimbangkan segala dampak karena menyangkut pembentukan generasi bangsa dalam dunia pendidikan.

"Saya berharap Kemendikbud berhati-hati dalam merancang penyederhanaan kurikulum ini," ujar Fadli. "Di satu sisi, saya melihat kita memang perlu mendukung penyederhanaan kurikulum, agar tak terlalu membebani siswa-siswa kita, selain juga agar lebih adaptif terhadap kondisi kekinian. Namun, di subyek mana penyederhanaan itu harus dilakukan, saya kira ini harus didiskusikan secara luas dan mendalam terlebih dahulu."

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait