Komnas HAM Turun Tangan Usut Kasus Penembakan Pendeta Di Papua
Nasional

Seorang pendeta di Papua diduga tewas ditembak oleh aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI), Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kini menyatakan akan mengusut tuntas kasus ini.

WowKeren - Tewasnya seorang pendeta bernama Yeremia Zanambani dari Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) pada Sabtu (22/9) lalu telah mendapatkan sorotan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Pendeta Yeremia diduga tewas setelah ditembak oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Dugaan itu sebelumnya diungkapkan langsung oleh pihak GKII melalui akun media sosial resmi mereka. Namun, tuduhan tersebut telah dibantah oleh pihak TNI yang menyebut Pendeta Yeremia tewas karena ditembak oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Situasi ini membuat Komnas HAM menyatakan akan menyelidiki dengan serius mengenai kasus tersebut. Komisioner Komnas HAM bidang Pemantauan dan Penyelidikan, Choirul Anam menegaskan pihaknya akan memberikan perhatian serius dan mencari data maupun bukti-bukti mengenai terbunuhnya Pendeta Yeremia.

”Penembakan Pendeta Yeremia pada Sabtu lalu di Intan Jaya, menambah rentetan kekerasan bersenjata yang terjadi di Intan Jaya, Papua,” kata Choirul Anam seperti dilansir dari Detik, Selasa (22/9). “Sepanjang medio 2020 ini, kekerasan bersenjata telah menelan korban sipil dan TNI maupun lainnya.”

”Tercatat terdapat 8 korban," sambungnya. “Komnas HAM memberikan perhatian terhadap kasus penembakan Pendeta Yeremia tersebut dan akan melakukan pendalaman terhadap fakta-fakta yang terjadi.”


Saat ini, Komnas HAM masih terus mengumpulkan berbagai informasi seputar peristiwa berdarah penembakan tersebut. Anam berharap jika penyelidikan kasus ini dapat mengungkap siapa sebenarnya dalang dibalik penembakan tersebut.

"Komnas HAM dan Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Papua telah memulai mengumpulkan berbagai informasi untuk kasus Pendeta Yeremia dan kasus-kasus lain yang telah terjadi sebelumnya,” papar Anam. “Pentingnya pendalaman tersebut, tidak hanya untuk menjawab kesimpangsiuran tentang pelaku penembakan, namun juga lebih dalam melihat secara komperhensif situasi kekerasan yang kerap terjadi di Intan Jaya.”

Selain itu, penyelidikan ini juga diharapkan dapat menjadi evaluasi pemerintah terkait kasus kekerasan yang sering terjadi di Papua dan Papua Barat. Terakhir, Komnas HAM mengingatkan jika segala pendekatan berbentuk kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan dan begitu pula seterusnya. Oleh sebab itu, Komnas HAM mendorong semua pihak untuk menghentikan kekerasan bersenjata di Papua.

”Selain persoalan di atas. Komnas HAM mengingatkan kembali pendekatan kekerasan, apapun alasan dan latar belakangnya akan melahirkan pelanggaran HAM dan potensial kekerasan berikutnya,” tegas Anam. “Oleh karenanya Komnas HAM menyerukan penghentian kekerasan khususnya kekerasan bersenjata agar perdamaian berwujud di Papua.”

Kematian Pendeta Yeremia ini sendiri disebut GKII menjadi pukulan berat bagi penduduk Intan Jaya. Terlebih, Ketua Klasis (Daerah) Hitadipa Kabupaten Intan Jaya itu merupakan tokoh rohani bagi orang Moni. Mendiang dianggap sebagai seorang penginjil yang setia dan berintegritas serta penerjemah Alkitab ke dalam bahasa Moni.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru