FBI Sebut Pemungutan Suara di Pemilu AS akan Dicampuri oleh Pihak Asing
Dunia

FBI menilai pihak asing berusaha menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat dengan memanfaatkan lambatnya perhitungan pemungutan suara melalui surat (mail-in).

WowKeren - FBI dan CISA mengatakan bahwa pemilihan umum AS yang digelar pada 3 November mendatang kemungkinan besar akan dicampuri oleh sejumlah pihak asing. Mereka mengklaim bahwa pihak-pihak tersebut akan berusaha menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat dengan memanfaatkan lambatnya perhitungan pemungutan suara melalui surat (mail-in).

Dalam pemilu mendatang, diperkirakan jumlah pemilih AS yang akan menggunakan surat untuk menggunakan hak politiknya tembus rekor. Banyak pemilih menilai mengirimkan suara mereka melalui surat lebih aman, mengingat pandemi COVID-19 yang tengah berlangsung saat ini. Namun biasanya penghitungan suara melalui surat lebih lama dibandingkan pemungutan di tempat pemungutan suara.

"Hal ini dapat membuat pejabat pemilih mendapatkan hasil yang tidak lengkap di malam pemilihan," kata pejabat FBI dan CISA dalam pernyataan gabungan mereka.

"Aktor-aktor asing dan penjahat siber dapat mengeksploitasi waktu yang dibutuhkan untuk mensahkan dan mengumumkan hasil pemilu dengan menyebarkan informasi palsu seperti laporan mengenai tekanan pada pemilih, serangan siber terhadap infrastruktur pemilihan, memalsukan pemilih atau surat suara," terang dua lembaga tersebut.


Mereka mengatakan tindakan-tindakan tersebut dapat dilakukan menggunakan situs baru atau konten-konten media sosial. Tujuannya antara lain menurunkan tingkat kepercayaan pada proses elektoral dan pada institusi demokrasi AS.

Pemungutan suara melalui surat memang menjadi isu yang memecah belah warga AS. Tanpa memberikan bukti yang jelas, Presiden Donald Trump kerap mengatakan Partai Demokrat menggunakan metode elektoral tersebut untuk mencurangi pemilu.

Sementara itu, pilpres AS akan digelar pada 3 November mendatang. Duet petahana Donald Trump dan Mike Pence akan berhadapan dengan pasangan capres-cawapes Joe Biden dan Senator Kamala Harris yang diusung dari Partai Demokrat. Satu kandidat lagi adalah Jo Jorgensen yang diusung Partai Libertarian.

Biden dan Trump memang makin gencar saling melempar kritik jelang pilpres. Sampai saat ini, tingkat popularitas Joe Biden masih di atas Donald Trump. Hal itu terungkap dalam jajak pendapat terbaru CBS News/YouGov. Pemilih Biden naik 52 persen di atas presiden petahana Donald Trump yang hanya 42 persen. Biden juga tercatat memiliki keunggulan 50 persen di negara bagian Wisconsin atas Trump yang hanya 44 persen.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait