Corona Belum Usai, Pandemi Mematikan Lain Serang Eropa
Dunia

Menjelang musim dingin, Eropa terancam terkena wabah flu yang mematikan di kala pandemi COVID-19 belum usai. Ahli kesehatan pun memperingatkan potensi terjadinya epidemi ganda (twindemic).

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) di Eropa hingga saat ini belum berakgi. Bahkan terjadi lonjakan kasus baru di sejumlah negara di Benua Biru tersebut.

Baru-baru ini, Eropa diketahui terkena wabah flu yang sama mematikannya dengan corona. Hal ini menyebabkan terjadinya epidemi ganda (twindemic).

"Sangat jelas bahwa krisis ini tidak ada di belakang kami. Kami berada pada momen yang menentukan," kata komisaris kesehatan Uni Eropa, Stella Kyriakides dilansir Reuters, Jumat (25/9).

Penyakit flu mulai muncul karena semakin dekatnya waktu musim dingin di wilayah Eropa. Kyriakides juga memperingatkan risiko "twindemic COVID-19 dan flu" yang berpotensi mematikan, serta mendesak pemerintah untuk meminta masyarakat menyuntikkan vaksin flu musiman dan menerapkan jarak sosial untuk mengurangi penularan virus corona. "Ini mungkin kesempatan terakhir kami untuk mencegah terulangnya musim semi lalu," imbuhnya.


Hasil penelitian para ilmuwan di Public Health England (PHE) yang dirilis minggu ini menunjukkan adanya risiko kematian lebih dari dua kali lipat pada orang yang dites positif flu dan COVID-19, dibandingkan dengan mereka yang hanya terpapar corona. Singkatnya, orang dewasa yang terpapar flu berisiko tinggi terkena terkena COVID-19, begitupun sebaliknya.

Penyakit flu musiman di Eropa menyebabkan antara 4 dan 50 juta infeksi setiap tahun, namun ini tergantung pada apakah wilayah tersebut mengalami musim flu yang parah atau relatif ringan. Diperkirakan 15.000 hingga 70.000 orang Eropa meninggal setiap tahun karena flu.

Kyriakides dan Andrea Ammon, direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa, yang memantau penyakit di seluruh wilayah Eropa, mengatakan telah terjadi peningkatan yang mengkhawatirkan dalam kasus COVID-19 sejak Agustus, dengan beberapa negara sudah melihat jumlah kasus yang lebih tinggi daripada selama periode puncak Maret lalu.

"Ini sebagian dapat dijelaskan dengan strategi pengujian yang ditingkatkan," kata Ammon. "Namun, beberapa negara tampaknya sekarang mengalami kemajuan lagi dari transmisi lokal terbatas menuju transmisi komunitas yang berkelanjutan. Pandemi masih jauh dari selesai dan kita tidak boleh lengah."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait