Sudah Berjalan Hampir 2 Bulan, Menlu Retno Ungkap Kondisi Relawan Uji Vaksin COVID-19 Sinovac
Nasional

Menurut penjelasan Menlu Retno Marsudi, sejauh ini tak ada relawan uji klinis fase III vaksin COVID-19 yang menunjukkan efek samping berat. Begini penjelasan selengkapnya.

WowKeren - Perusahaan bioteknologi Sinovac asal Tiongkok mengadakan uji klinis fase III vaksin COVID-19 yang mereka formulasikan di Indonesia. Sebanyak 1.620 relawan dilibatkan sejak 11 Agustus 2020 silam, atau sudah hampir berjalan 2 bulan sampai saat ini.

Lantas bagaimanakah perkembangan uji klinis ini? Disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, rupanya sejauh ini tak ada laporan relawan yang merasakan efek samping berat dari uji klinis tersebut.

"Laporan yang diterima sampai saat ini uji klinis berjalan dengan lancar dan tidak diperoleh laporan efek yang berat," terang Retno di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (28/9). "Jadi intinya berjalan lancar dan sejauh ini hasilnya baik."

Menurut Retno, saat ini tim dari Sinovac Biotech Ltd. juga sudah meninjau langsung pelaksanaan uji klinisnya. Delegasi dari Sinovac juga berkunjung ke beberapa lokasi di Bandung untuk meninjau tempat produksi vaksin di lingkungan PT Bio Farma selaku produsennya.


"Pada tanggal 20-24 September tim ahli Sinovac telah visitasi ke bandung, untuk tinjau production site vaksin Bio Farma," kata Retno, dikutip dari Antara News, Selasa (29/9). "Dan sekaligus observasi pelaksanaan uji klinis fase III yang tengah dilakukan di Bandung dan sekitarnya."

Saat ini Bio Farma memang menyiapkan 2 gedung untuk produksi vaksin Sinovac maupun kandidat lainnya. Yakni gedung 21 untuk Sinovac dan gedung 43 untuk site production kandidat vaksin lainnya.

Induk holding BUMN farmasi itu pun sudah meningkatkan kapasitas produksi vaksinnya. Yakni dari 100 juta ke 250 juta dosis.

Di sisi lain, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga sudah bertolak ke fasilitas pabrik di Beijing, Tiongkok demi meninjau lokasi pengembangan. "Ini bagian dari kehati-hatian dalam mempersiapkan vaksin yang digunakan di Indonesia," pungkas Retno.

Uji klinis ini sendiri berlangsung sejak Agustus hingga Desember 2020 atau paling lambat awal 2021. Jika hasilnya sesuai harapan dan dinyatakan aman oleh BPOM, maka vaksin bisa diproduksi serta diedarkan secara massal.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait