Dokter Sebut Mulut dan Hidung Perlu Dianggap 'Aurat' Demi Tekan Kasus COVID-19
Rawpixel/McKinsey
Nasional

Jika seseorang menganggap hidung dan mulutnya sebagai aurat, dia akan malu tidak menggunakan masker sebagaimana ia malu ketika bertemu dengan tetangganya tanpa pakaian sopan

WowKeren - Penularan virus corona masih terus terjadi di Indonesia. Masyarakat tak henti-hentinya diimbau untuk mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.

Mulut dan hidung disebut-sebut sebagai pintu masuk virus ini ke dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu, penggunaan masker menjadi hal yang sangat krusial dilakukan demi mencegah penularan ini.

Spesialis bedah orthopedi dan traumatologi dari Rumah Sakit YARSI dr Norman Zainal mengatakan, perlu ada perubahan perilaku di masyarakat untuk menganggap hidung dan mulutnya sebagai aurat yang perlu ditutup. Dengan begitu, ia yakin penularan bisa menurun secara signifikan.

"Saya yakin penularan COVID-19 akan turun drastis ketika hidung dan mulut dianggap sebagai aurat," kata Norman dilansir Antara, Sabtu (3/10). "Sehingga orang merasa malu ketika berbicara tanpa menggunakan masker."


Aurat sendiri merupakan istilah dalam syariat Islam yang berarti bagian dari tubuh seseorang yang harus "ditutup" untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan. Jika seseorang sudah menganggap hidung dan mulutnya sebagai aurat, dia akan malu tidak menggunakan masker.

Hal ini sebagaimana ketika seseorang merasa malu ketika bertemu dengan tetangganya tanpa pakaian yang sopan. Oleh sebab itu, ia menilai jika sosialisasi pemakaian masker perlu digencarkan secara masif untuk bisa benar-benar menanamkan kesadaran masyarakat. Hal ini menurutnya perlu menjadi salah satu fokus dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.

"Masker adalah alat mencegah menularkan dan tertular dari COVID-19," ujar Norman lagi. "Yang secara teoritis, ilmiah, dan akal sehat bisa diterima dan diyakini secara mekanik dapat mencegah penularan."

Masker sendiri ada beragam jenisnya. Untuk mencegah penularan COVID-19 misalnya, ada masker bedah N95. "Angka 95 pada masker ini berarti 95 persen diyakini dapat mencegah droplet," jelas Norman.

Lalu ada juga masker medis dan kain. Ia menilai jika pemerintah harus lebih gencar dalam mengkampanyekan pemakaian masker. "Pemerintah dan Satgas perlu memberikan edukasi, tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga kepada para tokoh panutan," tuturnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait