Cuaca Ekstrem Ternyata Pengaruhi Penularan COVID-19, Kok Bisa?
Unsplash/Craig Whitehead
Health

Anggota Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengingatkan cuaca ekstrem yang biasanya berujung pada bencana seperti banjir bisa memengaruhi penularan virus.

WowKeren - Saat ini Indonesia sudah mulai dihadapkan dengan peralihan cuaca dari kemarau ke penghujan. Dan di tengah situasi itu, Indonesia juga dihadapkan pada cuaca ekstrem yang ternyata juga berpengaruh terhadap penularan COVID-19.

Potensi ini diungkap oleh Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah. Namun Dewi menegaskan, cuaca ekstrem Indonesia tidak berpengaruh langsung dalam masif atau tidaknya penularan COVID-19.

"Kalau kita bicara risiko terutama di daerah 4 musim akan sangat berpengaruh kalau masuk musim winter. Karena dinginnya sangat tinggi kemudian kita akan melihat aktivitas orang mulai berubah," kata Dewi di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Rabu (7/10). "Gara-gara perubahan iklim, perubahan cuaca ada yang berubah."

Namun dengan cuaca ekstrem ini, ada risiko Indonesia mengalami hujan lebat dan berujung pada bencana banjir. Situasi ini yang kemudian menyebabkan banyak korban harus mengungsi dan berpotensi menimbulkan klaster baru.

"Kalau di Indonesia sendiri jangan sampai terjadi bencana banjir," terang Dewi, dilansir dari Kumparan. "Banjir sendiri bukan hanya bencana, untuk penyakit menular sendiri ketika ada yang mengungsi, berkumpul di satu tempat. Nah ini berpotensi memunculkan ke klaster pengungsian."


"Jadi lebih ke efek setelah musim itu terjadi. Kalau di Indonesia berbeda kondisinya dengan luar negeri," imbuhnya menegaskan.

Oleh karena itu, diperlukan adaptasi penerapan protokol kesehatan di tengah pengungsian. Sebab nantinya aktivitas di tempat pengungsian akan berbeda dengan ketika terjadi saat tidak pandemi virus Corona.

"Yang harus kita pastikan, satu tempat tidur di pengungsian harus jaga jarak. Yang kedua sanitasinya, tempat makannya, dapurnya, kamar mandinya seperti apa," kata Dewi. "Biasanya di pengungsian kan anak berkumpul, tidak ada sekat-sekat."

"Ini harus diantisipasi kalau ingin memutus penularan, protokol 3M harus disiapkan. Pemda harus bersiap menyiapkan inovasi model pengungsian," pungkas Dewi.

Klaster pengungsian di tengah risiko bencana memang terus menjadi fokus Satgas Penaganan COVID-19 beberapa waktu belakangan. Ketua Satgas COVID-19 yang juga Kepala BNPB, Letjen TNI Doni Monardo sendiri meyakini fatalitas bencana bisa ditekan bila semua pihak memahami mitigasi yang baik dan sesuai protokol.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru