Indonesia tidak hanya sedang dihantam dengan pandemi virus corona, namun juga aksi unjuk rasa besar-besaran. Simak cara-cara ini untuk mencegah tertular COVID-19 saat demo.
- Ruth Meliana
- Kamis, 08 Oktober 2020 - 10:53 WIB
WowKeren - Situasi di Indonesia saat ini terlihat semakin kacau. Pasalnya, Indonesia tidak hanya sedang dilanda krisis akibat pandemi virus corona tetapi juga gelombang aksi demonstrasi besar-besaran.
Dilansir dari Tirto, aksi unjuk rasa telah meledak sejak hari pengesahan RUU Cipta Kerja. Ribuan massa yang terdiri dari kaum buruh di Tangerang dan Bekasi telah berdemo dan hendak menuju ke Jakarta pada Senin (5/10). Sayang, aksi mereka dicegat oleh TNI.
Pada hari berikutnya Selasa (6/10), demonstrasi buruh berlanjut di Kabupaten Bandung. Lalu mahasiswa di Serang juga ikut melakukan unjuk rasa di hari yang sama.
Situasi tersebut tentunya membuat banyak pihak khawatir penyebaran virus corona semakin meluas. Apalagi, buruh hingga mahasiswa juga berjanji akan mengerahkan massa besar-besaran untuk berdemo di depan Gedung DPR.
Juru Bicara Satgas Penanggulangan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan jika pemerintah tidak melarang masyarakat yang ingin menggunakan haknya dalam demokrasi. Meski demikian, ia mengimbau jika protokol kesehatan harus tetap dilakukan saat melakukan demo seperti menjaga jarak, memakai masker, dan membawa hand sanitizer.
”Klaster industri sudah banyak bermunculan. Ini tentunya juga berpotensi mengganggu kinerja pabrik dan industri lainnya dan potensi serupa juga akan muncul di kegiatan berkerumun yang dilakukan hari ini,” kata Wiku seperti dilansir dari Tirto, Selasa (6/10). "Maka dari itu untuk menghindari, kami imbau masyarakat yang berpartisipasi untuk disiplin melaksanakan semua protokol kesehatan demi keamanan kita semuanya.”
Aksi demonstrasi di tengah pandemi COVID-19 sendiri juga telah terjadi di sejumlah negara besar seperti Amerika Serikat (AS) hingga Eropa. Demo besar-besaran tersebut terjadi saat gerakan “Black Lives Matter” meledak sebagai bentuk protes atas kematian warga kulit hitam AS secara brutal di tangan kepolisian.
Sejumlah ahli kesehatan sendiri telah memperingatkan potensi ledakan kasus COVID-19 akibat aksi demo. Khususnya di AS yang saat ini masih menjadi penyumbang kasus virus corona tertinggi di dunia.
Oleh sebab itu, protokol kesehatan seperti selalu memakai masker harus diterapkan demi menjaga keamanan bersama. Pengunjuk rasa diminta memakai masker sesuai standar WHO dan sebisa mungkin memakai sarung tangan.
”Saya memakai masker ganda, dan saya memakai sarung tangan, itulah yang saya rasa paling nyaman,” kata ahli epidemiologi AS, Lauren Powell seperti dilansir dari The Guardian. “Jika Anda memakai masker, pakailah sepanjang waktu.”
”Saya melihat beberapa pengunjuk rasa melepas masker mereka untuk bernyanyi bersama,” sambungnya. “Padahal saat itulah Anda paling membutuhkan masker karena ada potensi penularan corona bisa melalui droplet.”
Sementara itu, seorang dokter Afrika-Amerika George Benjamin menyarankan untuk melakukan demo dengan membuat kerumunan kecil, dan berjalan per kelompok dengan menjaga jarak. Benjamin juga mengingatkan untuk sebisa mungkin tidak berjabat tangan atau menjalin kontak fisik dengan orang lain saat berdemo.
”Keluarlah bersama kerumunan lebih kecil, kenakan masker, bawa hand sanitizer. Hindari berjabat tangan dan tos, selalu menjaga jarak fisik. Batasi waktu Anda di luar,” saran Benjamin. “Dan jelas, jika Anda memiliki gejala COVID-19, jangan keluar (ikut aksir).”
Ahli epidemiologi hingga dokter di sejumlah negara juga telah memaparkan banyak cara untuk mencegah penularan virus corona saat berdemo. Berdasarkan rangkuman dari VOX dan Live Science, berikut merupakan tips untuk meminimalisir risiko penularan COVID-19 saat demo: