Trump Klaim COVID-19 adalah Salah Tiongkok: Mereka Harus Bayar Mahal!
Getty Images
Dunia

Trump mengungkapkan hal tersebut melalui video di akun Twitter pribadinya, usai ia kembali bekerja di Gedung Putih setelah dirawat di rumah sakit selama tiga hari akibat COVID-19.

WowKeren - Kekesalan Presiden AS Donald Trump pada Tiongkok akibat pandemi COVID-19 rupanya belum juga surut. Setelah dinyatakan terinfeksi COVID-19 pada 2 Oktober lalu, kini Trump makin menyalahkan Tiongkok dan menuntut negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping tersebut untuk membayar mahal.

Dilansir dari South China Morning Post pada Jumat (9/10), Trump dengan tegas kembali menyalahkan Tiongkok atas merebaknya pandemi COVID-19 di seluruh dunia, yang awalnya bermula dari Wuhan. Kali ini, Presiden dari Partai Republik itu mengklaim kalau COVID-19 bukan salah siapa pun, melainkan Tiongkok.

Trump mengungkapkan hal tersebut melalui video yang ia unggah di akun Twitter pribadinya, usai kembali bekerja di Gedung Putih setelah menerima perawatan di Rumah Sakit Militer Walter Reed selama tiga hari.

"Ini bukan salahmu, itu salah Tiongkok, dan Tiongkok akan membayar harga yang besar untuk apa yang telah mereka lakukan terhadap negara ini. Tiongkok akan membayar mahal, apa yang telah mereka lakukan pada dunia. Ini adalah kesalahan Tiongkok!" tutur Trump.


Di sisi lain, Trump kembali bekerja di Gedung Putih pada Rabu (7/10) waktu setempat kendati ia belum dinyatakan pulih dari COVID-19. Dalam pernyataannya sebelumnya, Trump sendiri mengatakan bahwa ia menganggap terinfeksi COVID-19 adalah suatu berkah dari Tuhan untuknya.

"Saya merasa, seperti, sempurna, jadi saya pikir ini adalah berkah dari Tuhan yang saya terima," katanya. Ia juga menyebut kondisinya kini jauh lebih baik setelah menerima serangkaian perawatan.

Trump telah diberi obat serum antibodi sebelum dirawat di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed minggu lalu. Saat itu dia mengalami demam dan gejala corona lainnya. Selama tiga hari di fasilitas tersebut, Trump juga diberi beberapa dosis obat antivirus, Remdesivir dan Steroid Deksametason. Saat ini Trump berada di bawah pengawasan mengingat beberapa orang di sekitar Gedung Putih juga telah terinfeksi virus corona.

Terlepas dari hal tersebut, AS saat ini masih menjadi negara dengan jumlah infeksi corona terbanyak di dunia, dengan lebih dari 7 juta kasus. Sementara angka kematian akibat virus tersebut di Negeri Paman Sam lebih dari 216 ribu jiwa.

Sedangkan di seluruh dunia, virus corona telah menginfeksi lebih dari 36,7 juta orang dengan 1,066,819 angka kematian. Jumlah pasien sembuh telah melampaui 27,6 jiwa, dan kasus aktif yang ditangani sampai saat ini berjumlah 8,013,975 pasien.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait