IMF Perpanjang Keringanan Utang 28 Negara Miskin sebagai Imbas Pandemi COVID-19
Xinhua
Dunia

Keringanan pembayaran utang akan membantu banyak negara miskin agar dapat memanfaatkan sumber daya keuangan untuk upaya darurat medis dan memerangi dampak COVID-19.

WowKeren - Dana Moneter Internasional (IMF) menyetujui perpanjangan keringanan pembayaran utang selama enam bulan untuk 28 negara anggota berpenghasilan rendah di bawah Catastrophe Containment and Relief Trust (CCRT). Hal tersebut dilakukan sebagai imbas dari pandemi COVID-19 yang berkepanjangan.

Persetujuan ini merupakan yang kedua setelah tahap enam bulan pertama dari April hingga Oktober dan memungkinkan pencairan hibah dari CCRT untuk pembayaran utang yang jatuh tempo pada 14 Oktober 2020 hingga 13 April 2021, yang diperkirakan mencapai USD 227 juta.

"Tergantung pada ketersediaan sumber daya yang cukup di CCRT, keringanan pembayaran utang dapat diberikan untuk periode total dua tahun, hingga 13 April 2022, diperkirakan hampir USD 959 juta," kata IMF, sebagaimana dilansir dari CNBC pada Jumat (9/10).

Ke-28 negara yang menerima bantuan tahap kedua, yakni Afghanistan, Benin, Burkina Faso, Burundi, Republik Afrika Tengah, Chad, Komoro, Republik Demokratik Kongo, Djibouti, Ethiopia, Gambia, Guinea, Guinea-Bissau, Haiti, Liberia, Madagaskar, Malawi, Mozambik, Nepal, Niger, Rwanda, Sao Tome dan Principe, Sierra Leone, Kepulauan Solomon, Tajikistan, Tanzania, Togo, dan Yaman.

Negara Mali juga berhak atas bantuan, tetapi belum ditambahkan ke daftar tersebut. Hal ini karena adanya ketidakjelasan mengenai apakah masyarakat internasional mengakui atau berurusan dengan rezim militer saat ini sebagai pemerintah Mali.


Hingga saat ini, USD 506,5 juta telah disumbangkan oleh beberapa negara maju, termasuk Inggris, Jepang, Jerman, Belanda, Swiss, Norwegia, Tiongkok, Meksiko, Swedia, Bulgaria, Luksemburg, dan Malta.

Menurut IMF, keringanan pembayaran utang akan membantu negara-negara memanfaatkan sumber daya keuangan yang langka untuk upaya darurat medis dan bantuan lainnya guna memerangi dampak pandemi COVID-19.

Kepala IMF, Kristalina Georgieva, mengatakan ekonomi global telah mulai pulih dari krisis virus corona. Namun tak semua negara berhasil bangkit dalam waktu dekat. "Tapi bencana ini masih jauh dari selesai," tuturnya.

Georgieva mengatakan bahwa semua negara sekarang menghadapi masa sulit yang panjang dan tidak pasti, bahkan cenderung mengalami kemunduran. Menurut dia, banyak negara menjadi lebih rentan karena risiko tetap tinggi, termasuk dari meningkatnya kebangkrutan dan penaksiran yang berlebihan di pasar keuangan.

"Tingkat utang mereka meningkat karena respons fiskal mereka terhadap krisis dan kerugian besar pada output dan pendapatan," ujar Georgieva menambahkan.

Ia lantas menambahkan bahwa IMF memperkirakan utang publik global akan mencapai rekor tertinggi sekitar 100 persen dari PDB pada 2020.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait