Waspada! Wabah Demam Scarlet Ancam Anak-anak di Tengah Corona
Health

Masyarakat diminta agar berhati-hati pada ancaman wabah demam scarlet yang pernah melanda dunia dan membunuh banyak anak-anak seperti pada abad 20. Bakteri penyebab penyakit tersebut cepat menular seperti virus corona.

WowKeren - Di tengah pandemi COVID-19, masyarakat diminta untuk tetap waspada akan adanya wabah lain yang tak kalah berbahayanya seperti virus corona. Seperti demam scarlet yang pernah melanda dunia dan membunuh banyak anak-anak pada abad ke-20.

Wabah demam scarlet diketahui muncul di beberapa daerah seperti Inggris dan Asia Timur. Sebenarnya, pengobatan yang dikembangkan pada pertengahan abad ke-20 sudah berhasil menekan infeksi mematikan tersebut.

Namun beberapa tahun terakhir, ilmuwan menemukan bahwa bakteri serupa berhasil menciptakan wabah baru di beberapa daerah. Bakteri yang menjadi penyebabnya berasal dari keluarga Streptococcus Pyogenes. Mikroba ini dapat mengeluarkan racun superantigens yang dapat merusak tubuh manusia, terutama anak-anak.

Gejala demam scarlet mulai dari ruam di kulit hingga kejang, serta kegagalan organ. Perkembangan antibiotik sebenarnya berhasil menekan wabah tersebut pada tahun 1940-an. Sayangnya, hal ini bisa saja segera berubah.

“Setelah tahun 2011, gerakan global untuk pandemi menjadi terbukti dengan adanya laporan wabah kedua di Inggris, yang dimulai pada tahun 2014, dan kami sekarang menemukan wabah terisolasi di Australia,” ujar ahli biologi dari University of Queensland, Stephan Brouwer.

Kemunculan kembali wabah demam scarlet berada pada angka yang cukup mengkhawatirkan. Jumlah kasus di seluruh dunia juga terus meningkat menurut Brouwer. “Kemunculan kembali demam scarlet pada skala global telah menyebabkan peningkatan hingga 5 kali lipat pada laju penyakit, dan lebih dari 600 ribu kasus di seluruh dunia,” ungkapnya.

Brower saat ini tengah memimpin tim ilmuwan internasional untuk menemukan jenis superantigens yang menyebabkan wabah baru ini. Salah satu yang berhasil ia dan tim temukan berasal dari Asia Timur.


Menurutnya, superantigens baru ini telah memberikan bakteri cara baru yang lebih cerdas untuk menginfeksi tubuh manusia. Ini adalah suatu mekanisme infeksi yang baru pertama kali ditemukan pada bakteri.

Kemampuan luar biasa dari bakteri tersebut membuat ilmuwan menyimpulkan bahwa wabah baru ini tidak berkaitan langsung dengan bakteri penyebab wabah satu abad lalu. Menurut riset tersebut, wabah ini disebabkan kelompok bakteri serupa yang mempelajari cara baru yang lebih licik.

Pada penelitian lain menyebutkan jika wabah ini adalah berkat bakteri yang memperoleh bantuan dari virus infeksius lain yang disebut Phage. “Racun tersebut mungkin telah dipindahkan ke bakteri ketika bakteri tersebut terinfeksi virus yang membawa gen racun tersebut,” ungkap ilmuwan lain dari University of Queensland, Mark Walker. “Kami melihat bahwa racun baru ini membuat Streptococcus Pyogenes menjadi lebih baik dalam mengolonisasi sel host-nya, yang kemungkinan membuatnya memenangi kompetisi dengan untaian (makhluk infeksius) lain.”

Proses rumit dan luar biasa dari bakteri ini dapat menyebabkan bakteri menjadi lebih berbahaya. Gen yang bakteri curi dari virus dapat membuatnya memiliki lebih banyak cara untuk menginfeksi tubuh inangnya, atau melawan zat kimia dalam tubuh yang seharusnya bisa membunuhnya.

Hasilnya, jenis bakteri yang awalnya tidak terlalu berbahaya dapat berkembang menjadi bakteri yang lebih berbahaya. Bakteri tersebut sudah memiliki lebih banyak senjata dibanding saudaranya yang pernah menyebabkan wabah besar satu abad silam.

Untuk menguji kebenaran analisisnya, tim melakukan editing genetik terhadap bakteri tersebut untuk mematikan materi gen baru tersebut. Hasilnya, materi genetik tersebut kehilangan kemampuan untuk menginfeksi model jaringan hewan yang digunakan.

Hingga saat ini, tim masih berfokus pada penjagaan agar wabah tidak menyebar lebih jauh. Bahkan bakteri ini diyakini dapat menular lewat aerosol mirip seperti virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

“Ketika social distancing dilonggarkan, demam scarlet kemungkinan akan kembali,” ujar Walker. “Sama seperti COVID-19, vaksin menjadi krusial untuk mengalahkan demam scarlet.”

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru