Klaster Demo Berpotensi Perparah COVID-19 RI, Ini Kata Epidemiolog
Nasional

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman buka suara terkait ancaman klaster demo yang dinilai bakal membuat angka COVID-19 di Tanah Air melonjak.

WowKeren - Aksi demo tolak pengesahan UU Cipta Kerja yang dilakukan oleh serikat buruh, dan mahasiswa selama 3 hari terakhir dinilai dapat meningkatkan angka COVID-19 di Indonesia. Pasalnya, sejumlah demonstran yang mengikuti aksi tersebut dinyatakan positif terinfeksi virus corona.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman pun menanggapi persoalan tersebut. Menurutnya tak tepat jika ada pihak yang menuding aksi unjuk rasa menolak Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19.

Menurut Dicky, sebelum terjadi demonstrasi pandemi COVID-19 di Indonesia sudah buruk. Oleh karena itu, kasus positif COVID-19 akan tetap meningkat sekalipun tanpa ada aksi turun ke jalan.

"(Kerumunan di unjuk rasa) tidak bisa jadi faktor tunggal karena sebelumnya sudah banyak," kata Dicky, dilansir CNNIndonesia, Jumat (9/10). "Dia akan kontribusi, tentu jangan sampai pemerintah atau publik ini (menilai) gara-gara demo (kasus meningkat), tidak bisa begitu."


Dicky mengatakan anggapan serupa sempat beredar di publik Amerika Serikat saat gelombang demonstrasi #BlackLivesMatter. Namun, usai penelitian mendalam oleh para epidemiolog, kerumunan aksi massa tak berdampak signifikan terhadap kenaikan jumlah kasus.

Dicky menjelaskan peningkatan jumlah kasus positif COVID-19 dalam beberapa pekan mendatang akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya tahapan Pilkada 2020 yang telah berlangsung beberapa bulan. "Seperti rangkaian pilkada yang juga melibatkan banyak massa, kemudian pelonggaran-pelonggaran membuat pembatasan mobilitas masyarakat tidak terlalu signifikan," ujarnya.

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memberikan peringatan terkait lonjakan kasus di Tanah Air pada pekan depan akibat aksi demonstrasi tolak UU Cipta Kerja. Peringatan ini disampaikan langsung oleh Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar IDI, M Adib Khumaidi.

Para pendemo dinilai akan sulit menerapkan protokol kesehatan di tengah aksi, seperti melakukan physical distancing. Apalagi banyak aksi demo yang dilakukan kaum buruh maupun mahasiswa berakhir dengan kericuhan dan bentrokan dengan aparat keamanan.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru