Viral Antrean Pengobatan Alternatif COVID-19 Membludak, Epidemiolog Ungkap Alasan
Nasional

Sebuah video viral menunjukkan membludaknya antrean pasien COVID-19 yang malah berobat alternatif ke 'orang pintar' dan kiai. Epidemiolog dan sosiolog mengungkap alasan di baliknya.

WowKeren - Berbagai fenomena sosial budaya mengiringi pandemi COVID-19 di Indonesia. Termasuk di antaranya fenomena menempuh metode pengobatan alternatif bahkan sampai menimbulkan antrean panjang.

Hal ini terungkap dari sebuah video viral yang belakangan meramaikan lini masa Twitter Indonesia. Dalam video itu tampak seorang wanita membagikan pengalamannya berobat ke seseorang yang disebutnya "kiai", bahkan rela mengantre dari pagi sampai malam.

"Hari ini aku mau berobat ke pa kiyai dipuri. Berobat karna positif covid," tulis wanita itu di TikTok yang ia buat, Sabtu (10/10). "Ditemenin suami pastinya karna dia juga positif jd kita berobat bareng."

"Lumayan lama soalnya pa kiyai nyembuhin dari yg pake kursi roda dulu baru cewe cewe abis itu yg cowo cowonya," imbuhnya. "Disini juga banyak yg positif tapi pa kiyai nya gapercaya covid dan dia ngobatin beribu pasien tanpa masker dan sarung tangan karna kata dia 'kalo covid ada ni gua udh kena juga karna gua udh ngobatin ribuan pasien covid'."

Tak pelak video singkat ini langsung menjadi buah bibir masyarakat. Apalagi karena tampak kerumunan besar massa di pengobatan alternatif itu, membuat banyak pihak khawatir bisa menimbulkan klaster penularan baru.

Twitter


"Bentar, bentar.... Pak Kyai ga percaya COVID tapi mengobati yg positif COVID?" tulis @se***ir. "Ngeri ini mah... Kluster baru pengobatan alternatif," imbuh @su***am.

"Heran kalo di RS nunggu 10 menit aja teriak2 marah kok g ditanganin padahal 1 dokter bisa megang 10 pasien sekaligus. Ini ngantri berobat di kyai dari pagi sampe malem ikhlas bgt kyknya g ada yg marah," sambung @ar***ol.

Fenomena ini pun ikut menjadi sorotan para pakar epidemiologi. Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, menyatakan virus Corona selayaknya penyakit infeksius lain seperti TBC dan HIV.

"Artinya ada makhluk yang disebut dengan virus, yang juga ciptaan Tuhan dan menginfeksi tubuh manusia," terang Dicky, Sabtu (10/10). "Dalam menginfeksi ini dia juga mematuhi hukum biologi yang juga diciptakan oleh Tuhan."

Namun terkait dengan fenomena ramainya pengobatan alternatif, Dicky menduga karena ada satu mekanisme yang belum berjalan dengan baik. "Bisa mekanisme informasinya, mungkin juga akses pada pelayanan kesehatan," terang Dicky, dikutip dari Kompas, Senin (12/10).

Sedangkan Sosiolog UNS Surakarta, Drajat Tri Kartono, mengaitkan hal ini dengan sulitnya akses pengobatan formal di rumah sakit, terutama oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Selain itu, tingkat kepastian kesembuhan pengobatan di RS tak selalu sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

Selain itu, stigma pasien COVID-19 masih sangat melekat di kalangan masyarakat Indonesia. Dengan berobat ke RS, maka stigma itu juga akan menempel padanya, sementara hal berbeda terjadi bila berobat ke kiai atau "orang pintar".

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru