Maksimalkan Inovasi Dalam Negeri, Jokowi Minta Kurangi Impor Alat Rapid Test
Getty Images/Anadolu Agency
Nasional

Untuk memaksimalkan screening, Menristek Bambang mengatakan telah menyiapkan dua opsi inovasi. Opsi ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tes PCR

WowKeren - Presiden Joko Widodo alias Jokowi meminta agar Indonesia mengurangi porsi impor alat kesehatan terkait COVID-19 dari negara lain. Instruksi itu telah disampaikan kepada Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro.

Bambang mengatakan jika Kepala Negara ingin agar penggunaan rapid test lebih mengutamakan produk dalam negeri. Hal ini untuk mengurangi beban impor yang telah dilakukan sejak awal pandemi. Bahkan akan lebih baik jika Indonesia benar-benar bisa bebas dari impor alat rapid test.

"Arahan Presiden adalah meminta agar penggunaan rapid test untuk COVID-19 ini benar-benar mengutamakan inovasi dalam negeri," kata Bambang melalui keterangan resmi, Senin (12/10). "Ini untuk bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan impor rapid test yang pernah kita lakukan di awal pandemi."

Rapid test antibodi memang memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi namun spesifitas yang dimiliki rendah. Sehingga kata Bambang, akurasinya kurang bisa diandalkan untuk memastikan ada tidaknya virus corona pada tubuh seseorang.


"Karena rapid test ini bersifat antibodi memang sensifitasnya tinggi tapi spesifitasnya kurang tinggi," kata Bambang. "Sehingga akurasinya kadang-kadang tidak bisa diandalkan sebagai bagian dari testing. Sehingga rapid test difokuskan untuk screening."

Lebih lanjut, untuk memaksimalkan screening, Bambang mengatakan pihaknya telah menyiapkan dua opsi inovasi. Opsi ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tes PCR.

"Untuk membantu screening yang lebih akurat dan membantu testing, kami laporkan kepada presiden 2 inovasi dalam negeri yang diperkirakan bisa jadi solusi," lanjut Bambang. "Untuk mengurangi ketergantungan terhadap PCR test dan untuk screening lebih baik."

Adapun dua inovasi yang dimaksud adalah GeNose yang dikembangkan oleh UGM dan satu lagi alat yang dikembangkan oleh LIPI. Ia yakin keduanya bisa menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan RI akan alat tes COVID-19.

Sementara itu terkait GeNose, alat ini bisa mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi virus corona yang keluar bersama nafas seseorang. "GeNose merupakan inovasi pertama di Indonesia untuk pendeteksian COVID-19 melalui hembusan nafas," jelas UGM melalui laman resminya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru