Mbahnya Sendirian Di Kampung, Tantri Kotak Beber Alasan Tak Membawanya Tinggal Bersama Di Jakarta
Instagram/tantrisyalindri
Selebriti

Musisi Tantri Kotak terlihat datang mengunjungi mbahnya di kampung. Ia lantas membeberkan alasan mengapa neneknya tersebut tak tinggal bersamanya di Jakarta.

WowKeren - Belum lama ini Tantri Kotak berhasil menyita perhatian netizen lantaran sebuah postingan videonya di Instagram. Bagaimana tidak, dalam unggahannya tersebut Tantri memperlihatkan bagaimana mbahnya yang telah lanjut usia tinggal seorang diri di kampung.

Mengiringi unggahannya, Tantri menceritakan bahwa selama ini ia sering mendapatkan saran dan kritik dari orang-orang untuk mengajak mbahnya tinggal bersamanya di Jakarta. Mengingat mbahnya tersebut hanya tinggal seorang diri di Jogja.

Lewat unggahannya tersebut, Tantri pun menjelaskan bahwa selama ini ia sering membujuk si mbah untuk tinggal di Jakarta dengannya dan ibunya. “Berbagai macam alasan, ajakan, bahkan sedikit paksaan enggak mempan buat mbah gue yang tinggal satu-satunya ini untuk diajak kumpul dengan anak cucunya di Jakarta,” curhat Tantri.

Istri Arda Naff itu mengatakan si mbah selalu berpegangan teguh pada prinsip, ‘Hidup dan matiku ya di Gunung, di rumahku sendiri’. “Enggak ada yang tega memang, tapi ini pilihan. Dipaksa untuk turun gunung, malah jadi sakit nantinya, karena pernah beberapa kali nginap di Tangerang rumah mama tiga hari minta pulang, kepikiran sawahnya,” papar Tantri.


Di sisi lain, ibunya Tantri tak bisa menemani si mbah di kampung lantaran papanya saat ini sedang menderita sakit stroke. Kendati begitu, Tantri sangat salut dengan mbahnya karena meridhoi ibunya untuk mengikuti suami.

Mama punya suami yang juga harus diurus karena papa sudah menua juga karena stroke yang dideritanya, pilihan pelik,” terang Tantri. “Tapi pelajaran ini sungguh berharga, orang tua meridhai anaknya untuk mecari surga melalui suami, masya Allah.”

Tantri lantas menceritakan momen saat ia berkunjung ke rumah mbahnya di Jogja. Yang mana dalam kesempatan tersebut mbahnya meminta Tantri untuk mengantarkannya pergi ke pasar.

Saya menyempatkan mampir ke si mbah, membelikan makanan kesukaannya, “jangan lombok” (sayur cabai) dan beliau minta diantarkan ke Pasar Playen dekat rumahnya, katanya sudah bertahun-tahun belum lihat pasar karena sudah ga sanggup jalan kaki jauh,” papar Tantri. “Karena kakinya sakit, bagi orang gunung, jalan tanpa menggunakan alas kaki adalah hal yang lumrah, dibelikan alas yang baguspun jarang dipakai, kembali lagi itu pilihan.”

Tak dapat dipungkiri, Tantri dengan berat hati harus kembali meninggalkan mbahnya seorang diri di kala ia berpamitan untuk kembali ke Jakarta. “Melihat guratan senyum yang menoreh di lekuk keriputnya membuat gue pasrah. Ikhlas untuk menerima pilihan ini, walaupun sesak setiap kali ijin pulang. Sehat-sehat ya mbahku sayang, hanya doa yang bisa menjagamu dan rindu ini akan selalu ada,” pungkas Tantri.

(wk/lail)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru