Disebut Tak Lagi Lantang Usai Gabung Jokowi, Ini Jawaban Prabowo
Nasional

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kini disebut tak lagi lantang semenjak bergabung dengan Presiden Jokowi dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).

WowKeren - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkenal lantang saat menjadi rival Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019 lalu. Sayangnya, citra tersebut luntur usai Prabowo bergabung dengan Jokowi dan menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).

Menanggapi hal tersebut, Prabowo pun buka suara. Ia menyebut seorang pemimpin itu harus pandai menempatkan diri.

"Lantang? Wah.... Jadi begini. Kita sebagai pemimpin, kita harus mengerti, dan kita harus tahu ya kan, peran apa, di saat apa, dengan cara apa," ujar Prabowo dalam video wawancara DPP Partai Gerindra. "Jadi itu kita harus pandai untuk memilih. Tetapi nilai-nilai tidak berubah, cita-cita tidak berubah."

"Ibarat kita, tujuan kita mau dari Jakarta ke Surabaya, kadang-kadang kita harus tentukan apakah saya lewat jalur utara atau jalur selatan?" lanjutnya. "Tapi ujungnya saya masih tetap mau ke Surabaya."


Prabowo menegaskan cita-citanya saat Pilpres 2019 sama sekali tidak berubah. Prabowo menegaskan hanya menjalani perannya saat ini demi kemajuan bangsa. "Jadi waktu saya di luar pemerintah, saya calon presiden, ya saya menyampaikan cita-cita saya, nilai-nilai saya melalui program, melalui manifesto perjuangan," tegasnya.

Sikap lantang berbicara dalam forum pun dijelaskan Prabowo. Kalau dia bicara dengan nada loyo di depan ribuan orang, Prabowo mengaku kasihan kepada pendukungnya.

"Dan kalau kita bicara di forum, kan kita bicara di depan ribuan orang. Kalau kita bicara di depan 100 orang saja kalau tidak lantang, ngantuk. Saya kan bekas komandan pasukan, bekas panglima," jelasnya. "Panglima, komandan, itu ya guru, ya pelatih. Jadi saya mengerti. Makanya kalau pelatih yang baik itu suaranya ya lantang supaya anak buahnya nggak ngantuk. Kalau rakyat ribuan, kalau saya bicara (suara bergumam) capek dia, kan kasihan mereka."

"Tapi cita-cita yang saya perjuangkan tidak berubah," imbuhnya. "Nah begitu saya memutuskan bahwa demi kepentingan bangsa dan negara supaya Indonesia kuat, kita harus ada ketenangan, kita harus ada stabilitas, kita harus ada persatuan, kita harus ada kerukunan karena negara kita sudah dari zaman dahulu, ratusan tahun sebelum kita punya Republik Indonesia, Nusantara ini ratusan tahun kita diganggu. Kenapa, karena kita ini kaya."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru