Studi Terbaru Ungkap Obat Anti Maag Bisa Tekan Jumlah Virus Corona
Getty Images/iStockphoto/okskaz
Health

Peneliti Hong Kong menemukan obat anti maag Ranitidine Bismuth Citrate (RBC) bisa memerangi virus Corona. Kinerja RBC pun tak kalah dari Remdesivir dan diklaim lebih aman.

WowKeren - Sebuah fakta baru soal COVID-19 kembali diungkap peneliti, kali ini dari Universitas Hong Kong. Peneliti menyebut bahwa sebuah metallodrugs yang saat ini digunakan untuk mengobati penyakit menular lainnya, dapat secara ampuh menekan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Untuk informasi, metallodrugs adalah obat berupa senyawa yang mengandung logam dan umumnya dipakai untuk mengatasi penyakit yang disebabkan bakteri. Lebih detail dijelaskan, metallodrugs yang dimaksud peneliti ini adalah Ranitidine Bismuth Citrate (RBC) yang merupakan obat umum untuk mengobati maag.

Mengandung logam bismut, sebagaimana tercantum di namanya, RBC memperlihatkan kemampuan besar dalam menekan jumlah virus Corona. Tak tanggung-tanggung, jumlah virusnya bisa berkurang sampai seribu kali lipat pada sel yang terinfeksi virus Corona.

Fenomena ini terlihat pada model hamster Suriah atau hamster emas, di mana RBC menekan replikasi virus Corona. Selain itu, RBC juga mengurangi 100 kali lipat jumlah virus, baik di saluran pernapasan atas dan bawah, serta meringankan pneumonia yang disebabkan virus.


Kinerja RBC ini lantas dibandingkan dengan Remdesivir yang belakangan sudah diterima sebagai salah satu metode pengobatan COVID-19. Obat yang semula untuk memerangi virus Ebola ini bahkan sudah diizinkan dipakai di Indonesia sebagai obat darurat COVID-19.

Dan hasilnya, RBC mampu menunjukkan level penanda prognosis maupun kemokin dan sitokin peradangan utama yang jauh lebih rendah dibandingkan Remdesivir. Selain itu, indeks selektivitas RBC juga lebih tinggi dari Remdesivir, yang menunjukkan rendahnya tingkat sitotoksisitas senyawa itu.

Sebagai gambaran, sitotoksisitas merupakan tingkat kemampuan suatu zat untuk merusak sel. Kemampuan ini ditunjukkan lewat indeks selektivitas, di mana semakin tinggi angkanya, maka tingkat sitotoksisitasnya makin rendah dan semakin aman pula untuk tubuh.

Indeks selektivitas Remdesivir sendiri adalah 129. Sedangkan indeks yang sama pada RBC adalah 975.

Para peneliti mengatakan temuan ini memberikan opsi terapi obat yang baru dan sudah tersedia dengan potensi klinis tinggi untuk infeksi COVID-19. Penelitian ini juga diterbitkan di jurnal ilmiah daring Nature Microbiology.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru