Pengakuan Ortu yang Anaknya Ditangkap Polisi Usai 'Iseng' Ikut Demo Omnibus Law
Nasional

Di Jakarta, Polda Metro Jaya mengamankan banyak anak muda yang dianggap ikut mericuh di demonstrasi Omnibus Law UU Cipta Kerja pada Selasa (13/10) lalu atau 'Aksi 1310'.

WowKeren - Gelombang penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja terus terjadi dalam sepekan terakhir. Berbagai elemen masyarakat mulai dari buruh, mahasiswa, hingga pelajar turun ke jalan untuk mengikuti demonstrasi.

Sayangnya, beberapa aksi massa ini berujung pada kericuhan. Di Jakarta, Polda Metro Jaya mengamankan banyak anak muda yang dianggap ikut mericuh di demonstrasi pada Selasa (13/10) atau "Aksi 1310". Sebagai informasi, massa Aksi 1310 terdiri dari berbagai ormas Islam, salah satunya Persatuan Alumni (PA) 212.

Para orangtua dan keluarga tampak menunggu di area Stadion Polda Metro Jaya untuk menjemput anak mereka yang ditahan polisi. Salah satunya adalah warga Bekasi bernama Budi yang turut menunggu anaknya di gerbang stadion bersama seorang kerabat.

Budi maju memasuki area stadion saat mendengar nama anaknya dipanggil. Sesaat kemudian, ia keluar bersama anaknya. Pemuda tersebut tampak bersujud di kaki Budi dan kemudian memeluk sang ayah.

"Saya sendiri enggak tahu kejadiannya, selepas Dzuhur ibunya bilang izinnya mau salat, sore belum balik juga," ungkap Budi dilansir Tempo pada Rabu (14/10). "Tanya ke teman-temannya, katanya ikut aksi, demo."

Budi pun berupaya mencari anaknya yang berinisial A tersebut sepanjang sore hingga malam. Namun teman-teman A yang mengaku tidak tahu dan tidak merespons panggilan atau pesan singkat Budi. "Ya khawatir, dicari kesana kemari, dihubungi ke sana kemari tidak sini gak ketemu," terang Budi.

Pria berusia 47 tahun tersebut belum bisa menghubungi A dan tidak mengetahui keberadaannya sejak Selasa siang hingga sore. Budi baru mengetahui keberadaan A saat mendapat kabar dari kawan anaknya yang sudah sempat menjenguk ke Polda Metro Jaya.


"Dikasih videonya, terus saya langsung ke sini malam tadi juga, tapi gak boleh masuk," tutur Budi. "Katanya polisi datang aja pagi, jemput. Akhirnya jam 8 pagi saya balik lagi."

Hal ini juga dibenarkan oleh A yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP. A mengaku awalnya diajak oleh teman untuk mengikuti demo Omnibus Law.

A pun "iseng" ikut ke Jakarta karena ingin mengetahui bagaimana jalannya demonstrasi. Ia berangkat bersama kawan-kawannya dengan menaiki truk dari Bekasi. "Tadinya salat, terus ketemu teman, katanya ‘ikut yuk’. Saya bilang ayo deh, penasaran," jelas A.

Menurut A, mereka hanya berencana untuk menonton demonstrasi dan setelah itu makan bersama. Sayangnya, truk yang ditumpangi A dihentikan di Bundaran HI dan mereka ditangkap polisi.

"Ngeliat doang, terus makan," kata A. "Belum sampai ke tempat demo, di bunderannya baru ketangkap di situ."

Setelah merasakan pengalaman ini, A mengaku menyesal mengikuti ajakan tersebut. "Nyesel sih, gak mau ikut lagi," ujar A.

Budi pun menimpali dan menyayangkan sang anak yang sudah membuat khawatir kedua orangtuanya. "Saya enggak tau, mau kemananya tidak bilang, tahu-tahu sudah di Polda. Orang tua waswas, apalagi ibunya di rumah, nangis khawatir," pungkas Budi.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait