Banyak Yang Ragukan Vaksin COVID-19, Epidemiolog Sebut Masyarakat Masih Bingung
Getty Images/Timur Matahari
Nasional

masih banyaknya masyarakat yang ragu terhadap vaksin ini lantaran mereka masih bingung terkait informasi yang beredar. Masyarakat yang tidak percaya bukan berarti antivaksin.

WowKeren - Survei yang dilakukan oleh Lapor COVID-19 menunjukkan jika masyarakat rupanya masih ragu menerima vaksin dan obat COVID-19 yang dibuat oleh Tim Unair bersama BIN dan TNI-AD. Sebanyak 70 persen responden ragu-ragu hingga tidak bersedia mengonsumsi obat Unair. Lalu 69 persen responden ragu-ragu menerima vaksin Sinovac-Biofarma, dan 56 persen responden ragu-ragu tidak bersedia menerima vaksin Merah Putih.

Epidemiolog Pandu Riono pun buka suara mengenai hal ini. Menurutnya, masih banyaknya masyarakat yang ragu terhadap vaksin ini lantaran mereka masih bingung terkait informasi yang beredar. Ia menyebut jika mereka tidak percaya, namun bukan antivaksin.

"Masyarakat itu bingung, mana (informasi) yang bisa dipercaya," jelasnya dilansir CNN Indonesia, Jumat (16/10). "Karena bingung makanya ada kelompok yang tidak percaya pada vaksin, bukan antivaksin. Tapi, mereka tidak percaya saja."

Selain itu, menurutnya saat ini belum ada kandidat vaksin yang benar-benar sudah lulus uji klinis tahap III. "Hingga saat ini, belum ada kandidat vaksin yang sudah lolos uji klinis tahap 3, makanya bingung," tuturnya.


Lebih jauh, ia menilai jika Badan Kesehatan Dunia (WHO) memiliki peran penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap vaksin. Jika WHO sudah mengumumkan kandidat vaksin yang pasti untuk pengobatan virus corona, maka ada potensi masyarakat akan percaya.

Kendati demikian, hal itu juga tidak bisa dipastikan sepenuhnya. Sebab, hingga saat ini masih ada masyarakat yang enggan divaksin lantaran masih khawatir akan efek samping yang akan terjadi.

"Salah satu indikator kepercayaan masyarakat (WHO) mungkin," lanjut Pandu. "Tapi tidak bisa 100 persen karena masih ada yang tidak mau divaksin, takut pada efek sampingnya."

Selain itu, keraguan yang muncul di tengah masyarakat juga disebabkan karena kurangnya sosialisasi. "Sosialisasi tentang vaksinasi sendiri tertinggal jauh dengan informasi tentang terhentinya penelitian vaksin di beberapa negara, ditambah lagi proses penelitian fase 3 belum selesai di banyak negara," kata Masdalina Pane masih dilansir CNN Indonesia.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru