KPAI Bongkar Pihak yang Sengaja Ajak Pelajar Ikut Demo UU Ciptaker, Siapa?
Nasional

KPAI menyayangkan meningkatnya persentase keterlibatan pelajar dalam unjuk rasa UU Cipta Kerja Omnibus Law. Sebab tak hanya siswa STM/SMK, bahkan pelajar SD juga ada yang ikut serta.

WowKeren - Diketahui banyak pelajar yang ikut dalam demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja Omnibus Law. Keterlibatan mereka pun menjadi kontroversi karena ternyata kebanyakan tidak paham dengan yang didemonstrasikan, bahkan ada yang hanya "iseng"

Fenomena ini pun turut disoroti oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Bahkan belum lama ini Ketua KPAI, Dr Susanto mengungkapkan pihak yang disebut-sebut sengaja mengajak para pelajar itu untuk berunjuk rasa.

Menurut hasil pengakuan di lapangan, ungkap Susanto, kebanyakan pelajar mengaku diajak teman atau alumni tempat mereka sekolah. Tak hanya itu, KPAI juga mencurigai ada pihak lain yang memang sengaja mengoordinir para pelajar ini untuk mengikuti demo.

"Ada diajak teman main, teman satu sekolah, dan dari sekolah lain," ujar Susanto, Sabtu (17/10). "Ada juga alumni yang semula cuma mengajak bertemu di suatu tempat tapi setelah itu ternyata ikut unjuk rasa."


Kendati demikian Susanto tak mengungkap detail pihak-pihak yang disebutnya mengajak para pelajar berdemo itu. "Itu sudah dalam penyelidikan polisi, tidak etis kalau kami yang mengungkapkan," jelas Susanto, dilansir dari Detik News, Senin (19/10).

Susanto pun menyayangkan pelajar yang "terjun" dalam unjuk rasa namun hanya sekadar ikut-ikutan. Sebab kebanyakan dari mereka sekadar terprovokasi, baik oleh pihak yang disebutkannya tadi, atau dari berbagai narasi yang beredar di media sosial.

Apalagi karena dalam demonstrasi kali ini turut pula melibatkan pelajar SMA, SMP, dan SD, jauh berbeda dengan aksi yang biasanya hanya diikuti oleh pelajar STM dan SMK. "Demonstrasi adalah satu mekanisme yang tidak aman bagi anak. Segala kegiatan yang berpotensi terjadi kekerasan harus dijauhkan dari anak-anak," terang Susanto.

Karena itulah, Susanto berharap pihak sekolah dan orang tua lebih memerhatikan kegiatan anak-anak tersebut. Pengawasan semestinya dilakukan lebih ketat karena anak belajar dari rumah, sehingga orang tua dan guru bisa berkolaborasi untuk mencegah putra-putrinya terlibat dalam aksi demonstrasi berbahaya seperti itu.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru