Italia Rilis Aturan Baru Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19
Dunia

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menerapkan aturan baru terkait pembatasan sosial untuk menghentikan penyebaran virus corona. Hingga Minggu (18/10), Italia telah mencatat 11.705 kasus baru COVID-19.

WowKeren - Italia kembali menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Hingga hari Minggu tercatat 11.705 kasus baru corona.

Angka tersebut mengalahkan rekor sebelumnya, pada hari Sabtu di angka 10.925. Seperti yang diketahui, Italia adalah negara Eropa yang paling terpukul pada awal pandemi. Hingga saat ini, negara tersebut telah mencatat total 414.000 kasus COVID-19 dengan 36.500 kematian.

Untuk menghadapi lonjakan kasus yang makin parah tiap harinya, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte menerapkan aturan baru terkait pembatasan sosial untuk menghentikan penyebaran virus corona. Dikutip dari Reuters, Conte mengatakan situasi pandemi virus corona menjadi kritis pada Minggu (18/10) kemarin.

Namun pemerintah berupaya untuk tidak melakukan lockdown seperti yang terjadi pada Maret lalu. "Situasinya kritis. Pemerintah ada tetapi setiap orang harus melakukan bagian mereka," kata PM Conte dalam konferensi pers.

Kebijakan pembatasan baru tersebut termasuk pemberian wewenang bagi kepada wali kota untuk menutup alun-alun tempat pertemuan mulai pukul 21.00. Selain itu restoran dan bar-bar dilarang memberikan layanan makan di tempat setelah jam 18.00, namun masih diperbolehkan buka hingga malam.


Kompetisi olahraga amatir dan pameran lokal juga dihentikan untuk sementara. Conte juga mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan untuk menutup pusat kebugaran dan kolam renang setelah pemeriksaan lebih lanjut pada protokol keamanan minggu ini.

Tindakan yang lebih ketat telah diberlakukan di beberapa wilayah yang paling parah terkena dampak, termasuk Campania di sekitar Napoli, yang telah menutup sekolah selama dua minggu. Otoritas setempat telah mewajibkan penggunaan masker, pembatasan pertemuan publik dan restoran.

Pihak berwenang telah berhasil mengendalikan sebagian besar penularan pada musim panas lalu dengan menerapkan lockdown yang ketat, namun ketika gelombang kedua muncul pemerintah tidak mau memberlakukan lockdown.

Sementara itu, sejumlah negara di Eropa juga telah menerapkan sejumlah kebijakan akibat apa yang disebut sebagai "gelombang kedua" COVID-19. Seperti Prancis yang menerapkan jam malam pukul 21.00 hingga 06.00 setidaknya selama sebulan.

Lalu Swiss yang mewajibkan penggunaan warga memakai masker di ruang publik mulai hari Senin (19/10) hari ini. Dan melarang pertemuan lebih dari 15 orang di tempat umum.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait