Utang Indonesia Makin Bengkak, Sri Mulyani Bandingkan Dengan Negara Lain
Nasional

Menkeu Sri Mulyani membeberkan kondisi utang di Indonesia yang sudah semakin membengkak, turut membandingkannya situasinya dengan negara lain. Bagaimana hasilnya?

WowKeren - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani kembali angkat berbicara mengenai situasi utang yang dimiliki Indonesia. Terlebih, utang Indonesia yang besar beberapa waktu lalu sempat menjadi sorotan publik.

Sri Mulyani mengakui jika utang di Indonesia semakin membengkak akibat pandemi virus corona. Meski demikian, ia turut mengatakan jika negara lain juga mengalami situasi serupa. “Semua negara terjadi kenaikan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Senin (19/10).

Sebagai informasi, Bank Dunia sempat melaporkan jika utang Indonesia sangat tinggi. Indonesia disebut masuk dalam daftar 10 besar negara berpendapatan menengah kecil alias berkembang yang memiliki utang luar negeri terbesar.

Namun, Sri Mulyani langsung membela utang Indonesia yang tinggi. Ia menyebut tidak hanya negara berkembang saja yang memiliki utang besar, namun juga negara maju.

Situasi meningkatnya utang di negara-negara lain dipicu oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan mereka memperlebar defisit anggaran. Sebagai contoh Kanada yang memperlebar defisit dari minus 0,3 persen terhadap PDB pada 2019 menjadi minus 19,9 persen pada 2020.

Tak hanya itu, Sri Mulyani juga mencontohkan Jerman yang mengalami kenaikan utang. Jerman sebelumnya memiliki utang 59,5 persen terhadap PDB pada 2019 dan sekarang menjadi 73,3 persen pada 2020.

Sementara itu, Indonesia memiliki rasio utang di posisi 30,5 persen terhadap PDB pada 2019. Utang Indonesia kembali naik menjadi 38,5 persen di tahun 2020 akibat memperlebar defisit, dari minus 2,3 persen menjadi minus 6,3 persen.

Sri Mulyani menegaskan jika utang Indonesia saat ini masih aman dan sedang menuju kebangkitan ekonomi. “Kami sudah melihat ada pemulihan ekonomi,” pungkasnya.

Dilansir dari Tempo, Sri Mulyani telah memproyeksi rasio utang terhadap PDB berbagai negara dari tahun 2019 ke tahun 2020. Berikut datanya:

1. Jepang: 238 persen menjadi 266,2 persen

2. Italia: 134,8 persen menjadi 161,8 persen


3. AS: 108,7 persen menjadi 131,2 persen

4. Prancis: 98,1 persen menjadi 118,7 persen

5. Kanada: 88,6 persen menjadi 114,6 persen

6. Inggris: 86,4 persen menjadi 108 persen

7. India: 72,3 persen menjadi 89,3 persen

8. Jerman: 59,5 persen menjdi 73,3 persen

9. Malaysia: 57,2 persen menjadi 67,6 persen

10. Cina: 52,6 persen menjadi 61,7 persen

11. Thailand: 41,1 persen menjadi 50,4 persen

12. Filipina: 37 persen menjadi 48,9 persen

13. Indonesia: 30,5 persen menjadi 38,5 persen

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru