Armenia Klaim Azerbaijan Langgar Perjanjian Gencatan Senjata
Reuters
Dunia

Sebelumnya, gencatan senjata yang terjadi pada Sabtu (17/10) kemarin dilakukan menyusul eskalasi besar yang menyaksikan serangan rudal menewaskan 13 warga Azerbaijan.

WowKeren - Pemerintah Armenia menuding Azerbaijan melanggar perjanjian gencatan senjata baru yang disepakati pada Sabtu (17/10) dini hari lalu. Perjanjian itu dilakukan guna meredam konflik pertempuran selama berminggu-minggu di wilayah Nagorno-Karabakh yang telah merenggut ratusan nyawa.

"Untuk sekali lagi telah melanggar gencatan senjata kemanusiaan, musuh menembakkan peluru artileri ke arah utara dari 00:04 hingga 02:45, dan menembakkan roket ke arah selatan dari 02:20 hingga 02:45," kata Juru bicara kementerian pertahanan Yerevan Shushan Stepanyan dalam akun twitternya.

Sebelumnya, gencatan senjata yang terjadi pada Sabtu (17/10) kemarin dilakukan menyusul eskalasi besar yang menyaksikan serangan rudal menewaskan 13 orang termasuk anak-anak kecil di Azerbaijan. Diketahui, serangan rudal menerjang sejumlah rumah di kota Ganja, Azerbaijan, pada Sabtu dini hari.

Uni Eropa sebelumnya telah mengecam serangan tersebut dan mengatakan kesepakatan gencatan senjata yang asli harus dihormati sepenuhnya dilakoni tanpa penundaan. "Semua yang meneror warga sipil oleh salah satu pihak harus dihentikan," kata Juru Bicara Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.

Tak hanya Uni Eropa, Turki selaku sekutu Azerbaijan yang dituduh memasok tentara bayaran turut menegaskan bahwa serangan itu adalah kejahatan perang dan meminta masyarakat internasional untuk bersama-sama mengecam konflik Armenia-Azerbaijan.


Di sisi lain, sebelumnya gencatan senjata pertama juga gagal akibat kedua belah pihak saling menuduh melakukan serangan baru di Kaukasus Selatan sejak 1990-an. Baku mengatakan 13 warga sipil tewas dan lebih dari 50 lainnya cedera di kota Ganja oleh rudal dari Nagorno-Karabakh. Yerevan menuduh Azerbaijan menembaki daerah-daerah yang berpenduduk di kantong dan mengebom sasaran di Armenia.

Pertempuran itu adalah yang terburuk di wilayah tersebut sejak Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia berperang pada 1990-an di Nagorno-Karabakh. Wilayah itu secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni dan diperintah oleh etnis Armenia.

Sementara itu, Nagorno-Karabakh sendiri merupakan bagian wilayah Azerbaijan yang dihuni oleh mayoritas etnis Armenia. Sejarah konflik dua pihak yang berada di wilayah Kaukasus ini sudah terjadi sejak perang Nagorno-Karabakh pada 1980 hingga 1994.

Usai keruntuhan Uni Soviet, wilayah ini memproklamasikan kemerdekaannya pada 1991. Namun, itu tak diakui dunia internasional. Referendum kemudian dilakukan pada 2017 dengan mayoritas mendorong kemerdekaan. Negara-negara besar pun kembali tak mengakui hasilnya. Hanya kepada Armenia Karabakh bergantung.

Perundingan berlarut-larut yang dimediasi negara-negara besar hingga kini tetap tak menemui hasil signifikan. Gencatan senjata antara Karabakh dengan Azerbeijan terakhir terjadi pada 1994.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait