Ini merupakan kematian pertama yang dilaporkan dalam serangkaian uji coba vaksin COVID-19 yang tengah berlangsung di seluruh dunia, termasuk yang dikembangkan Oxford University.
- Luthfiatun Nisa
- Kamis, 22 Oktober 2020 - 09:06 WIB
WowKeren - Seorang sukarelawan yang ikut serta dalam uji klinis vaksin COVID-19 yang dikembangkan Oxford University di Brasil dikabarkan meninggal pada Rabu (21/10) waktu setempat. Sejauh ini penyebab kematian dijelaskan secara pasti, apakah karena terinfeksi virus corona atau karena hal lain.
Laporan media mengungkap sukarelawan tersebut merupakan seorang dokter berusia 28 tahun yang bekerja merawat pasien COVID-19 di ruang gawat darurat dan unit perawatan intensif di dua rumah sakit di Rio de Janeiro. Ini merupakan kabar kematian pertama yang dilaporkan dalam serangkaian uji coba vaksin COVID-19 yang tengah berlangsung di seluruh dunia.
"Sesuai insiden medis yang signifikan, baik peserta dalam kelompok kontrol atau kelompok vaksin COVID-19, ditinjau secara independen," tulis pihak Oxford, sebagaimana dilansir dari CNN pada Kamis (22/10).
Namun dalam sebuah pernyataan, pihak Oxford mengatakan hasil peninjauan independen menyimpulkan tidak ada maslah keamanan dan pengujian vaksin. Dengan kata lain, pihak Oxford dan AstraZeneca akan melanjutkan uji klinis.
"Setelah penilaian secara cermat atas kasus kematian di Brasil, tidak ada kekhawatiran tentang keamanan uji klinis dan tinjauan independen selain pemerintah telah merekomendasikan agar uji coba tetap dilanjutkan," demikian keterangan pihak Oxford.
Hal ini berkebalikan dengan insiden yang terjadi pada bulan September lalu, di mana pada September lalu Oxford dan AstraZeneca harus menghentikan sementara pengujian vaksin setelah seorang relawan di Inggris mengalami sakit misterius.
Sejauh ini sekitar 8.000 sukarelawan terlibat dalam uji klinis vaksin corona di Brasil. Setengah di antaranya terlibat dalam uji klinis tahap akhir. Di seluruh dunia saat ini ada 20 ribu sukarelawan uji klinis vaksin COVID-19.
Di sisi lain, sejauh ini Brasil telah mencatatkan sebanyak 5,300,649 kasus infeksi COVID-19, di mana lebih dari 155 ribu pasien dinyatakan meninggal dunia, dan 4,7 juta lainnya dikonfirmasi sembuh. Saat ini masih ada sebanyak 388 ribu kasus aktif yang terus ditangani.
Sedangkan secara global, kasus COVID-19 telah menembus lebih dari 41 juta jiwa. Dari angka tersebut, 1,136,254 dinyatakan meninggal dengan 30,908,333 dikonfirmasi sembuh. Dengan ini, masih ada lebih dari 9,4 juta kasus aktif COVID-19 yang terus ditangani di seluruh dunia.
(wk/luth)
