Afghanistan Klaim Telah Bunuh Pemimpin Al-Qaeda
Reuters
Dunia

Pembunuhan pimpinan Al-Qaeda ini terjadi di tengah pembicaraan perdamaian antara Qatar dan Taliban. Dua pihak tersebut berupaya mengakhiri perang yang telah berlangsung lama.

WowKeren - Pasukan khusus Afghanistan mengklaim telah membunuh seorang pemimpin Al-Qaeda, Abu Muhsin al-Masri. Al-Masri disebut-sebut sebagai orang yang yang paling dicari oleh Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari CNN, al-Masri diyakini sebagai orang nomor dua berpangkat tinggi di Al-Qaeda. Melalui satu unggahan kicauan, Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan mengatakan al-Masri ditargetkan di provinsi Ghazni tengah.

Penjelasan dari Direktorat Keamanan Nasional Afghanistan melalui kicauan tersebut tidak memuat informasi lebih lanjut tentang operasi pembunuhan al-Masri, termasuk kapan operasi tersebut dilakukan.

Pekan lalu, pasukan keamanan Afghanistan menyergap sebuah rumah di Kunsaf, sebuah desa di distrik Andar di provinsi Ghazni, yang dicurigai menjadi tempat persembunyian al-Masri. Selain al-Masri, 6 orang militan lain juga tewas dalam baku tembak yang terjadi di desa yang diduduki Taliban itu.

Sementara itu, Sabtu (24/10) lalu, serangan bom bunuh diri terjadi di sebuah sekolah di kawasan Dast-e-Barchi di barat Kabul. Serangan ini menewaskan 24 orang dan melukai 57 lainnya. Sebagian besar korban adalah para pelajar.

Di sisi lain, al-Masri juga dikenal dengan nama Husam Abd-al-Ra'uf. Pria asal Mesir ini masuk dalam daftar Teroris Paling Dicari versi Federal Bureau of Investigation (FBI).


Menurut FBI, surat perintah penangkapan asal AS dikeluarkan pada Desember 2018 lalu untuk al-Masri. Al-Masri didakwa memberikan dukungan dan sumber daya kepada organisasi teroris asing dan berencana membunuh warga negara AS.

Pembunuhan al-Masri terjadi di tengah pembicaraan perdamaian antara Qatar dan Taliban. Dua pihak tersebut berupaya mengakhiri perang yang telah berlangsung lama.

Agenda tersebut diselenggarakan setelah ada kesepakatan antara AS dengan Taliban pada Februari lalu. Taliban setuju untuk tidak mengizinkan wilayah Afganistan digunakan oleh ekstrimis asing.

Kekerasan demi kekerasan yang terjadi di Afghanistan mengancam kesepakatan damai antara Taliban dan AS yang digagas pada 24 Februari lalu di Qatar. Pun, membuat rencana penarikan pasukan AS dari Afghanistan semakin kompleks.

Dalam kesepakatan tersebut, AS setuju untuk menarik pasukannya dari Afghanistan secara bertahap sejak menginvasi Afghanistan 19 tahun lalu karena menyembunyikan Osama Bin Laden menyusul serangan 9 September 2001 oleh Al-Qaeda di New York, AS. Jaminannya, kontra-terorisme dari Taliban.

Perlindungan pemerintahan Taliban terhadap Al-Qaeda merupakan alasan invasi AS ke Afghanistan. Tepatnya setelah serangan World Trade Center pada 11 September 2001 silam.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru