Begini Kata Bio Farma Soal 7,6 Persen Warga Ogah Terima Vaksin Corona
Nasional

Sebanyak 7,6 persen warga Indonesia menolak divaksinasi COVID-19, sedangkan hampir 28 persen lainnya mengaku masih ragu. Lantas bagaimana solusi Bio Farma untuk kondisi ini?

WowKeren - Rencana vaksinasi COVID-19 terus menuai banyak pro dan kontra. Termasuk di antaranya sebanyak 7,6 persen warga yang ternyata menolak mengikuti imunisasi dengan berbagai alasan, seperti diungkap lewat survei yang digelar oleh Kementerian Kesehatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF.

"Pertanyaan dari survei tersebut, jika pemerintah memberikan vaksin COVID-19, apakah Anda dan keluarga ikut imunisasi?" ujar Project Integration Manager of Research and Development Division PT Bio Farma Neni Nurainy, Senin (26/10). "7,60 persen menjawab tidak mau."

Sebagian besar masyarakat, yakni 64,81 persen, menjawab setuju divaksinasi. Selain itu, terdapat pula 27,60 persen masyarakat yang belum tahu bersedia divaksin atau tidak.

Terkait dengan alasannya, menurut Neni, sebanyak 59,03 persen atau jawaban mayoritas ternyata mencemaskan masalah keamanan dari vaksin tersebut. Kemudian alasan lainnya seperti efektivitas vaskin, takut efek samping, tidak percaya vaksin, hingga alasan agama.


Bio Farma sebagai produsen vaksin jelas tak bisa berpangku tangan begitu saja terhadap situasi ini. Oleh karenanya, Neni meminta agar komunikasi dan advokasi soal pentingnya vaksin COVID-19 kepada masyarakat mulai dilakukan.

"Ini perlu disampaikan pentingnya vaksin," terang Neni. Apalagi karena saat ini Indonesia masih berpegang pada rencana awal mengadakan vaksinasi COVID-19 mulai November 2020, meski belakangan muncul dugaan akan ditunda.

Lebih lanjut, Neni juga menegaskan bahwa vaksinasi hanyalah salah satu cara untuk menangani wabah, sehingga bukan merupakan senjata pamungkas. "Jadi manfaat vaksin, selain mengontrol kematian juga mencegah kecacatan dan komplikasi akibat penyakit," tutur Neni, dikutip dari Republika.

Neni lantas menjelaskan beberapa penyakit yang berhasil dicegah dengan imunisasi, seperti Tetanus sampai Polio. "Pada intinya vaksin menimbulkan kekebalan pada individu, kelompok, dan juga global," pungkas Neni.

Di sisi lain, wacana imunisasi untuk melawan wabah virus Corona masih belum dipastikan di Indonesia. Sempat muncul wacana siap diimunisasikan mulai November 2020 dengan target prioritas para tenaga kesehatan, kekinian isu itu malah "ditarik-ulur" sendiri oleh pemerintah yang mengaku menunggu keputusan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait