Puluhan Staf KBRI Abu Dhabi Dapat Suntikan Vaksin Corona, Ini Alasannya
AP
Nasional

Adapun vaksinasi tersebut baru dilakukan usai pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) mengeluarkan izin penggunaan vaksin corona darurat pada 15 September 2020 lalu.

WowKeren - Puluhan staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Abu Dhabi di Uni Emirat Arab (UEA) mendapat suntikkan vaksin corona (COVID-19). Adapun vaksinasi tersebut baru dilakukan usai pemerintah UEA mengeluarkan izin penggunaan vaksin darurat pada 15 September 2020 lalu.

Koordinator Pensosbud KBRI Abu Dhabi, Nur Ibrahim, menjelaskan bahwa vaksinasi COVID-19 awal di UEA diberikan kepada para pekerja garis depan dan kelompok rentan. Adapun 25 staf KBRI yang mendapat suntikkan vaksin COVID-19 tersebut adalah diplomat, non-diplomat, dan pegawai setempat.

"Mengingat jenis pekerjaan KBRI banyak interaksi dengan publik, melalui kerja sama dengan pemerintah UEA, dan sesuai peraturan kesehatan setempat, pada 21 Oktober 2020 sebanyak 25 staf KBRI yang dinyatakan sehat telah mendapatkan vaksinasi secara sukarela," tutur Nur dilansir Kumparan pada Selasa (27/10). "Usai menjalani prosedur pemeriksaan kesehatan."

Lebih lanjut, Nur menjelaskan bahwa vaksinasi tersebut dilakukan oleh dokter dan tenaga medis profesional. Para tenaga medis tersebut didatangkan dari Kementerian Kesehatan UEA dan dipastikan sudah memenuhi kriteria dan ketentuan yang berlaku.


Menurut Nur, 25 staf KBRI Abu Dhabi yang telah disuntik vaksin COVID-19 tersebut kini dalam kondisi baik. "Hingga saat ini sudah memasuki hari ke-5, alhamdulillah saya dan rekan-rekan lain yang sudah divaksin dalam kondisi sehat dan baik, belum dan tidak merasakan efek samping yang berarti," ungkap Nur.

Namun demikian, Nur tidak menjelaskan vaksin COVID-19 jenis apa yang disuntikkan kepada puluhan staf KBRI tersebut. Diketahui, UEA sendiri kini tengah melakukan uji coba tahap III terhadap dua vaksin COVID-19, yaitu Sinopharm dari Tiongkok dan Sputnik V dari Rusia.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia kini tengah mengebut ketersediaan vaksin COVID-19 untuk menangani pandemi. Pemerintah bahkan telah "memborong" sejumlah vaksin asal luar negeri seperti Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan jika rencana vaksinasi COVID-19 bisa molor dari yang awalnya dijadwalkan pada minggu kedua bulan November 2020 mendatang. Namun demikian, mundurnya jadwal vaksinasi tersebut dipastikan Luhut bukan karena minimnya pasokan. Melainkan karena Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) perlu waktu untuk mengeluarkan otorisasi penggunaan obat dalam kondisi darurat alias Emergency Use Authorization (EUA).

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait