Turki-Arab Saudi Kecam Penyerangan Gereja Prancis, Kemenlu Pastikan Tak Ada Korban WNI
Reuters/Stephane Mahe
Dunia

Aksi teror tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak. Pemerintah Turki mengutuk keras aksi yang menewaskan 3 orang tersebut. Begitu juga dengan Arab Saudi.

WowKeren - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI melalui KBRI Paris dan KJRI Marseille memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban saat terjadi penyerangan di gereja basilika Notre Dame di Kota Nice, Prancis. Hal itu diketahui usai koordinasi dengan aparat setempat.

"KBRI Paris dan KJRI Marseille segera berkoordinasi dengan aparat setempat dan simpul-simpul masyarakat WNI, termasuk PPI (Persatuan Pelajar Indonesia)," tulis Kemlu RI dalam situs resmi, Kamis (29/10). "Hingga saat ini, tidak terdapat informasi adanya korban WNI dalam serangan tersebut."

Hingga kini, tercatat ada 4.023 WNI yang menetap di Perancis. 25 Orang di antaranya tinggal di Nice dan sekitarnya. Terkait insiden pada 29 Oktober itu, Kemenlu sendiri menyatakan mengecam aksi tersebut.

"Indonesia mengecam aksi teror di Nice, Prancis pada tanggal 29 Oktober 2020 sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat," lanjut Kemenlu. "Yang telah mengakibatkan 3 orang meninggal dan beberapa luka-luka."


Aksi teror tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak. Pemerintah Turki mengutuk keras aksi yang menewaskan 3 orang tersebut. Mereka meyakini jika tidak dibenarkan menghilangkan nyawa seseorang apalagi jika aksi itu dilakukan di tempat suci.

"Tidak ada alasan untuk mengambil nyawa seseorang yang akan melegitimasi kekerasan," tulis Kemenlu Turki seperti dilansir AFP, Kamis (29/10). "Jelas bahwa mereka yang melakukan tindakan kekerasan di tempat suci tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan, agama, atau moral."

Hal senada juga disampaikan oleh Arab Saudi. Pemerintah di sana mengecam aksi ekstremis yang tidak bisa dibenarkan karena bertentangan dengan semua agama dan akal sehat manusia.

"Kami mengulangi penolakan Kerajaan atas tindakan ekstremis yang tidak sejalan dengan semua agama, kepercayaan manusia, dan akal sehat," tulis Kemenlu Arab Saudi di Twitter. "Dan kami menegaskan pentingnya menolak praktik yang menghasilkan kebencian, kekerasan, dan ekstremisme."

Diketahui, Presiden Prancis Emmanuel Macron telah memantik api kemarahan umat muslim di dunia. Pasalnya, ia membela penerbitan kartun Nabi Muhammad sebagai bagian dari kebebasan berekspresi.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru