Menlu AS Mike Pompeo Klaim Perjanjian Normalisasi Israel Beri Dampak Positif untuk Palestina
Getty Images
Dunia

Pompeo menyebut rencana perdamaian Timur Tengah itu diusulkan oleh Presiden Trump untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang, termasuk masyarakat Palestina.

WowKeren - Pemerintah Amerika Serikat menyatakan bahwa Abraham Accords, atau perjanjian normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dengan negara-negara Arab, juga memberikan manfaat bagi Palestina.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dalam acara pertemuan dengan Gerakan Pemuda Ansor di Jakarta pada Kamis (29/10). Dalam keterangannya, Pompeo menyebut rencana perdamaian Timur Tengah itu diusulkan oleh Presiden Donald Trump untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi semua orang di kawasan itu, termasuk masyarakat Palestina.

"Apa yang telah kami lakukan dengan visi perdamaian Presiden, dan Abraham Accords termasuk di dalamnya, meningkatkan kapasitas rakyat Palestina untuk mempunyai negara, dengan cara yang kami paparkan pada visi perdamaian itu," kata Pompeo.

Menurut Pompeo, pihaknya menjalankan rencana perdamaian Timur Tengah itu berdasarkan ide solusi dua negara (two-states solution), yakni Palestina dan Israel hidup berdampingan satu sama lain.

"Kami percaya bahwa masyarakat Palestina harus ikut masuk dalam percakapan (tentang perdamaian) demi memunculkan hasil yang baik bagi mereka. Kami menghadirkan keuntungan dan bantuan ekonomi yang nyata, yang menurut kami hal mendasar untuk melakukan pembahasan," kata Pompeo, sebagaimana dikutip dari Republika.


"Kami juga merasa bahwa Abraham Accords menciptakan kondisi di mana negara-negara Arab sekarang menyadari bahwa Israel mempunyai hak untuk hidup, dan kami berharap orang-orang Palestina akan pula mengakui hal itu dengan cara yang sama hingga nanti kita dapat memulai pembahasan tersebut," lanjut Menlu AS tersebut.

Sebagaimana diketahui, Uni Emirat Arab dan Bahrain adalah dua negara Arab yang menandatangani deklarasi bersama Abraham Accords dengan Israel, yang dijembatani oleh AS, pada 15 September lalu.

Normalisasi hubungan ketiga negara tersebut mendapat beragam tanggapan. Kritikus menganggap kesepakat ini yang hanya menguntungkan Israel dan semakin menyudutkan Palestina.

Palestina sendiri langsung bersikap keras dengan menyatakan penolakan serta kecaman sejak rencana normalisasi hubungan itu diumumkan pada Agustus 2020. Palestina menyebut kesepakatan itu sebagai "suatu pengkhianatan atas perjuangan rakyat Palestina."

Namun, Israel dan AS justru tetap menjalankan lobi politik dengan negara-negara Arab lain. Pada 23 Oktober lalu, Sudan menjadi negara Arab ketiga yang sepakat menjalin kembali relasi diplomatik dengan Israel.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait