WHO Bongkar 7,6 Persen Warga RI Ogah Divaksin Corona, DPR Beri Saran Ini
Nasional

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berserta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan jika masyarakat Indonesia tidak mau divaksin. DPR memberikan saran ini.

WowKeren - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF bersama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru saja melakukan survei kepada sejumlah masyarakat Indonesia mengenai vaksin virus corona. Hasilnya, sebanyak 7,6 persen responden menolak untuk divaksin COVID-19.

Berbagai alasan tidak mau menerima vaksin virus corona pun diungkapkan responden. Diantaranya mempertanyakan soal keamanan, tak percaya dengan efektivitasnya, serta tak percaya vaksin.

Rinciannya, mayoritas responden yang percaya vaksin COVID-19 aman sebesar 59,03 persen. Lalu 43,17 persen masyarakat tidak yakin dengan efektivitas vaksin, 24,20 persen di antaranya takut efek samping vaksin dan 26,04 persen tidak percaya vaksin. Ada juga yang tak mau disuntik vaksin corona masalah agama, sebesar 15,97 persen karena dinilai tidak halal.

Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) lantas menyoroti permasalahan tersebut. DPR menyarankan agar pemerintah memberikan edukasi dan sosialisasi terhadap masyarakat mengenai pentingnya vaksin virus corona agar mereka mengerti.


“Itu menjadi keprihatinan kita bersama bahwa ada cukup besar saya kira 7,6 persen masyarakat tidak mau divaksin,” kata anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo seperti dilansir dari Kumparan, Jumat (30/10). “Itu menjadi pekerjaan dan menjadi tugas negara.

”Bagaimana agar masyarakat yang tidak mau divaksin itu perlu dikasih edukasi, sosialisasi,” sambungnya. “Bagaimana manfaat bagi masyarakat untuk itu vaksin tidak hanya buat dirinya sendiri, tapi juga buat keluarganya, masyarakat.”

Rahmat mencontohkan edukasi ini harus dilakukan pemerintah melalui Kemenkes dengan melakukan pendekatan kesehatan. Salah satunya adalah melibatkan sejumlah tokoh yang dinilai memiliki kompeten di bidang kesehatan untuk melakukan sosialisasi terkait vaksin virus corona.

”Ini menjadi PR buat kementerian bagaimana cara mengedukasi. Kalau secara frontal ada yang tidak mau bagaimana lagi ya,” jelas Rahmat. “Itu harus ada cara-cara komunikasi, sosialisasi, edukasi yang paling tepat agar bisa diterima oleh mereka-mereka yang menolak.”

”Salah kita yang paling efektif edukasi cara kesehatan yang menjelaskan itu para pihak yang berkompeten di bidang kesehatan,” sambungnya. “Dokter, bidan, perawat, bisa juga para virolog yang bekerjanya itu di bidang penelitian virus, bagaimana penciptaan vaksin dan bagaimana fungsi dan manfaat dari vaksin bagi tubuh.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait