Austria Akui Gagal Jaga Keamanan Usai Serangan Mematikan di Wina
Reuters/Radovan Stoklasa
Dunia

Austria mengakui telah terjadi kegagalan keamanan yang mengarah ke amukan senjata mematikan di Wina. Seperti yang diketahui, simpatisan ISIS-lah yang bertanggung jawab atas peristiwa ini.

WowKeren - Penembakan brutal terjadi di Wina, pada Selasa (3/11). Peristiwa tersebut berlangsung di dekat Sinagoga Seitenstettengasse, tempat ibadah utama umat Yahudi di Wina.

Austria mengakui telah terjadi kegagalan keamanan yang mengarah ke amukan senjata mematikan di Wina. Dimana kejadian ini disebut dilakukan oleh seorang simpatisan ISIS.

Dikutip dari AFP, Kamis (5/11), Menteri Dalam Negeri Karl Nehammer mengatakan badan intelijen telah menerima peringatan dari Slowakia. Bahwa pelaku telah mencoba membeli amunisi. Namun, pada saat itu disebut terjadi kegagalan komunikasi. "Kegagalan komunikasi telah menyusul," tuturnya.

Pria bersenjata, yang diidentifikasi sebagai warga negara Austria-Makedonia ganda berusia 20 tahun Kujtim Fejzulai. Dia dibunuh oleh polisi setelah melakukan penembakan di Wina, pada Senin malam yang menewaskan empat orang.


Polisi menahan 14 orang setelah penembakan terjadi. Serangan ini disebut sebagai serangan besar pertama di Austria selama beberapa dekade dan yang pertama disalahkan pada seorang jihadis. "Mereka berusia 18 hingga 28 tahun, dari komunitas minoritas dan beberapa bukan warga negara Austria," kata Nehammer.

Polisi menduga beberapa orang yang ditangkap ini telah mendukung pelaku penembakan. Namun, peran mereka belum diketahui. "Mungkin mereka mendukung pria bersenjata itu, tetapi peran pasti mereka masih belum jelas," tuturnya.

Pihak berwenang mengatakan Fejzulai bertindak sendiri, setelah kekhawatiran awal akan lebih banyak penyerang yang berkeliaran. Fejzulai telah divonis dan dijatuhi hukuman 22 bulan penjara pada April tahun lalu, karena mencoba melakukan perjalanan ke Suriah dan bergabung dengan kelompok Negara Islam (ISIS).

Meski begitu, ia dibebaskan dalam masa percobaan pada bulan Desember, dan telah dirujuk ke organisasi yang mengkhususkan diri dalam program deradikalisasi. ISIS disebut mengatakan bahwa seorang tentara kekhalifahan bertanggung jawab atas kejadian penembakan. "Seorang tentara kekhalifahan, bertanggung jawab atas penembakan itu," tuturnya.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru