Pilpres 2020 Rupanya Bikin Rakyat AS Terpecah Belah
Dunia

Selisih suara yang sangat tipis dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 rupanya membuat rakyat di Negeri Paman Sam terpecah belah. Hal ini disebabkan preferensi politik mereka yang berbeda.

WowKeren - Hingga saat ini, Amerika Serikat, masih melakukan penghitungan perolehan suara dalam Pemilihan Presiden AS 2020. Meski begitu, banyak warga AS yang terkejut melihat selisih suara antara kedua capres Donald Trump dan Joe Biden.

Selisih suara yang sangat tipis rupanya mencerminkan perpecahan tajam di negara ini. Amerika mungkin merupakan satu negara, tetapi pemilu presiden menunjukkan bahwa warga Amerika tampaknya hidup dalam dua realitas berbeda, tergantung pada preferensi politik mereka.

Dikutip dari VOA, seorang warga yang bernama Jeff menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Trump. “Saya sangat muak. Saya tidak lagi mengenali negeri ini. Saya benar-benar tidak mengenalinya. Saya kira Donald Trump telah merusak negeri ini,” katanya.

Pernyataan berbeda disampaikan oleh Beth yang mendukung Trump. “Dalam pandangan saya Trump justru telah memulihkan perekonomian. Dana pensiun saya meningkat. Saya menghasilkan lebih banyak uang dan nilai saham saya melesat. Saya kini memiliki lebih banyak uang,” ujarnya.

Pernyataan Jeff dan Beth menggambarkan perpecahan tajam di negara ini. Pakar politik di California Institute of Technology, Michael Alvarez mengatakan, “Kita terpecah secara partisan dan ideologi. Kita terpecah dalam banyak masalah, sosial dan ekonomi. Pandangan dan reaksi kita terhadap pandemi virus corona juga terpecah.”


Di malam penghitungan suara, tidak terjadi “gelombang dukungan pada Partai Demokrat” sebagaimana yang diharapkan partai itu. Beberapa jajak pendapat menunjukkan Biden memimpin di Florida, salah satu negara bagian utama, yang ternyata justru dimenangkan oleh Trump.

Michael pun menjelaskan alasan jajak-jajak pendapat ini kembali salah membuat perkiraan. “Bisa jadi dalam masa pandemi ini ada begitu banyak asumsi yang dibuat tentang bagaimana menarget subyek yang disurvei, dan kemudian bagaimana mengkaji ulang data itu secara statistik, yang mungkin secara sistemtis salah,” jelasnya.

Ketika tim kampanye Biden memusatkan perhatian pada cara Trump mengatasi pandemi virus corona, persaingan ketat menunjukkan bahwa Demokrat mungkin telah salah menilai urgensi isu-isu lain bagi para pemilih yang mendukung Trump.

"Para pendukung Trump merasa tersisih. Mereka merasa seolah-olah telah kehilangan kesempatan," paparnya. "Saya kira ini adalah jenis ketidakpuasan yang benar-benar berhasil dimanfaatkan oleh Trump dan menurut saya ini tidak berubah sejak 2016, bahkan mungkin lebih buruk lagi.”

Pertarungan pilpres yang sengit juga menunjukkan perubahan demografi dan geografi politik di Amerika. “Saya kira dukungan dari beragam segmen – yang sudah diperkirakan sebelumnya – seperti kelompok warga kulit hitam, bagi Partai Demokrat... bukan sesuatu yang dapat diharapkan Partai Demokrat. Saya kira mereka perlu bekerjasama untuk meraih suara warga Amerika keturunan Afika, Amerika-Latin dan Hispanik,” tambah Michael.

Sementara itu, presiden berikutnya harus menghadapi pandemi virus corona dan memburuknya kondisi perekonomian, sambil tentunya memimpin negara yang terpecah ini.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait